PENANAMAN JAGUNG
HIBRIDA (Zea mays) DALAM EMITEN KHUSUS SEBAGAI PEMASOK TERBESAR GROUP
Oleh :
DR. Dr. Hc. Hazhi Wawan Rustanto, Lc., A.Md., BSc., MBO
DR. Dr. Hc. Hajjah Akane Kubota, Lc., A.Md., S.Satra., MSc., WR., WD., MM., MBO
DR. Dr. Hc. Hajjah Mila Torah, Lc., A.Md., S.Pd., MSi., MM., WR., WD., MBO
Alternatif I
- - Olah tanah dilakukan 5 hari sebelum tanam, dengan cara dibajak system kering.
- - Pengolahan tanah II dilakukan 2 hari sebelum tanam, dengan cara dibajak berlawanan dari arah pengolahan tanah 1 serta digaru / diratakan.
- - Dibuat alur tanam dengan jarak 80 cm.
- - Pembuatan saluran air disesuaikan dengan lahan.
Alternatif II
- - Pada lahan bekas padi sawah dibuat alur tanam menggunakan bajak dengan jarak 80 cm.
- - Pembuatan saluran air disesuaikan dengan lahan.
Alternatif III
- - Pada tanah yang sangat kering dibuat cuklakan sesuai jarak tanam yang diinginkan, kemudian ditugal sedalam 5 – 10 cm.
- - Pembuatan saluran air disesuaikan dengan lahan.
Persiapan Tanam
- - Dosis pupuk untuk tanaman jagung hibrida 300 kg PULAMI kotoran sapi, 300 kg PULAMI kotoran ayam dan 50 liter ASIMILANO per hektar.
- - Kebutuhan benih 20 – 25 kg per hektar.
- - Satu hari sebelum tanam, tanah diairi agar mudah ditugal.
- - Pembuatan lubang tanam dan lubang pupuk dengan cara ditugal sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.
Tanam
- - Jarak tanam 80 cm x 40 cm (2 tanaman), atau jarak tanam 80 cm x 20 cm (1 tanaman), populasi 62 – 500 tanaman per hektar.
- - Untuk mencegah hama perusak benih, supaya diberi 8 kg Petrolur – 3G / Sidafur – 3G per hektar ke dalam lubang benih saat tanam.
Pupuk Dasar
- - Pupuk dasar berupa 50 liter ASIMILANO, 150 kg PULAMI kotoran sapi dan 75 kg PULAMI kotoran ayam per hektar diberikan saat tanam dengan cara ditugal di samping benih dalam baris tanaman dengan jarak 10 cm.
- - Lubang yang sudah terisi pupuk ditutup dengan tanah.
Pupuk Susulan
- - Pupuk susulan I diberikan pada umur 15 – 20 HST dengan dosis 150 kg PULAMI kotoran sapi dan 75 kg PULAMI kotoran ayam per hektar.
- - Pupuk susulan II diberikan umur 30 – 35 HST dengan dosis 150 kg PULAMI kotoran ayam per hektar.
- - Pupuk diberikan dengan cara ditugal di dalam baris tanaman dengan jarak 10 cm dari tanaman.
- - Lubang yang sudah terisi pupuk ditutup dengan tanah.
Pemeliharaan
- - Pengairan dilakukan 1 minggu sekali, tergantung kondisi kelembaban tanah.
- - Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan susulan I dan II.
- - Pembumbunan dilakukan bersamaan pemupukan susulan II.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
- - Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan secepatnya begitu diketahui ada gejala serangan hama / penyakit.
- - Untuk menanggulangi serangan hama penggerek batang, pada umur 15 HST diberikan Petrofur – 3G / Sidofur – 3G pada pucuk tanaman dengan dosis 10 kg per hektar.
Panen dan Pasca Panen
- - Panen dilakukan pada umur 100 – 110 hari ditandai dengan kelobot yang sudah kering, biji jagung sudah mengkilap dank eras, bila ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas.
- - Panen dengan cara mengupas kelobot jagung dilahan, dan mengambil tongkolnya saja.
- - Tongkol segera dijemur sampai kering (5 – 7 hari), kemudian dipipil dan disortasi guna memisahkan biji yang baik dan yang rusak.
- - Jagung pipilan untuk disimpan perlu dikeringkan sampai kadar airnya berkisar 12%.
- - Produksi 6 – 8 ton per hektar pipilan kering, tergantung varietasnya.
- - Setahun bias panen 3 x dengan Pola Menerus
Jenis Pupuk
|
Takaran
|
Takaran dan
Waktu pemupukan
|
||
Dasar
|
Susulan I
(15 – 20 HST)
|
Susulan II
(30 – 35 HST)
|
||
ASIMILANO
Cair
|
50
liter
|
50
liter
|
-
|
-
|
PULAMI
KS
|
300
kg
|
150
kg
|
150
kg
|
-
|
PULAMI
KA
|
300
kg
|
75
kg
|
50
|
150
|
PULAMI
KK
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
50
liter + 610 kg
|
50
liter + 235 kg
|
200
kg
|
150
kg
|
Note : KS (kotoran sapi), KA (kotoran ayam) dan KK (kotoran
kambing)
Sumber : Guide Book KAIZENMEIJI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar