Penyakit Umum pada Burung
Oleh Rusianto, Nuky (Doctor Honoris Causa Veterinary Medical
from South Africa)
Inilah
jenis penyakit yang kerap menyerang unggas khususnya burung. Meski ada beberapa
jenis burung yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat menghadapi serangan
penyakit bukan berarti tidak bisa sakit. Namun selama lingkungan tempat
tinggalnya bersih dan kebutuhan hidup terpenuhi serta perawatan yang benar,
niscaya akan terhindar dari penyakit. Kalaupola perawatan kicau mania sembarangan
seperti tidak memperhatikan; kebersihan, menu pakan bergizi atau tidak, serta
penempatan sangkar, maka jangan anggap kaget kalau bisa sakit. Belum lagi kalau
ada perubahan cuaca yang tiba-tiba.
Berikut
ini ada beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang burung dan perlu diketahui
kicaumania agar dapat melakukan pencegahan lebih dini
- STRES BURUNG
Gejala: Bulu
berdiri, kepala ditaruh di pundak, mata sayup, kotoran tidak normal, badan
lemas, tampak resah, terlihat tegang, tidak mau berkicau, badan kurus karena
tidak mau makan, mencabuti sendiri bulu-bulunya serta menyendiri atau panik
dengan berperilaku menabrak-nabarak sangkar.
Penyebab: Perubahan
lingkungan di tempat tinggal, perubahan cuaca secara mendadak, sangkar jatuh
serta mendengar suara gaduh atau terkejut.
Pencegahan: Mengkerodong
sangkar ketika dalam perjalanan atau bila terjadi perubahan cuaca. Bila
berpindah lingkungan tempatkan sang kar di tempat yang sepi dan jangan sampai
terusik. Bila terlanjur stres, beri vitamin anti stres pada minumnya dan penambahan extra
fooding pada menu pakannya.
- BERAK PUTIH
Gejala: Nafsu
makan berkurang, badan lesu, mencret/berak dengan kotoran berwarna putih cair.
Penyebab: Kebersihan
pakan dan minum kurang terjaga, sanitasi tempat tinggal kurang baik, menu pakan
yang salah serta perubahan cuaca mendadak.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan dan sanitasi tempat tinggal dan pemberian vitamin secara rutin.
Meneliti kondisi pakan dan minum secara teratur. Mewaspadai perubahan cuaca
secara tiba-tiba dengan memindah atau menutupi sangkar dengan kerodong. Jika
terlanjur menyerang bisa diobati dengan obat anti mencret untuk burung yang
banyak terjual di pasaran.
- KAKI BENGKAK ( BUBUL)
Gejala: Penyakit
ini mudah dikenali. Kaki burung yang terserang akan terlihat benjol kecil yang
semakin lama akan membesar dan mengeras.
Penyebab: Luka
akibat patukan atau terkena benda tajam yang tidak segera diobati. Kebersihan
serta kondisi sangkar dan pangkringan yang kurang terjaga.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin serta memperhatikan kondisi sangkar dengan
menghaluskan bagian-bagian yang terlihat kasar atau tajam. Apabila terdapat
sedikit luka di kaki segera dikompres dengan air hangat secara rutin hingga
sembuh. Jika terlihat membengkak, sudet/potong bagian yang bengkak dengan pisau
atau silet lalu keluarkan cairan yang terdapatdalam benjolan. Selanjutnya luka
bisa diobati dengan obat pembersih luka (Betadine, dll)
- KUKU/PARUH PANJANG
Gejala: Gerakan
burung tidak lincah karena kuku memanjang. Kesulitan mengambil makanan atau
minum karena paruh memanjang.
Penyebab: Pada
sebagian jenis burung seperti punglor akan mengalami proses alamiah dengan
memanjangnya paruh serta kuku secara berkala.
Pencegahan: Bisa
dipotong dengan gunting yang tajam. Perhatikan waktu memotong, jangan sampai
terkena paruh atau kuku yang ada pembuluh darah.
- PILEK
Gejala: Sering
menggeleng-gelengkan kepala untuk membuang cairan (ingus) pada saluran
pernafasannya. Mulut sering terbuka sebagai usaha untuk bernafas, mata berair
serta tampak lesu dan lemah.
Penyebab: Kondisi
burung tidak fit karena perubahan suhu secara mendadak. Terlalu lama
dimandikan. Kondisi pakan atau minum yang terjangkit virus influenza. Penyakit
ini dapat menular melalui udara, makanan atau minuman.
Pencegahan: Menambah
menu gizi dan extra fooding pada pakan. Jangan
memandikan burung terlalu lama atau secukupnya saja. Mengisolir burung yang
terjangkit dari burung lainnya. Apabila terkena pilek, obati dengan obat yang
mengandung antibiotic dan rangsang nafsu makan dengan vitamin tambahan.
- RADANG MATA
Gejala: Mata
bengkak dan selalu berair sampai mengering yang berakibat mata tertutup.
Penyebab: Debu,
pasir, asap dan lingkungan yang kurang sehat.
Pencegahan: Hindari
sangkar dari terpaan angin dan asap. Bila terkena bisa diobati dengan salep
mata (Auromycin) atau diberi kapsul sakit mata untuk burung (Terafit).
- RONTOK BULU ( NGURAK
)
Gejala: Rontok
bulu merupakan proses alamiah pada hampir semua jenis burung. Jika rontok bulu
bukan secara alami burung akan terlihat malas bergerak, tidak mau berkicau,
tidak lincah dan nafsu makan menurun hingga lesu.
Penyebab: Stres
berat, gangguan kutu, tungau atau gurem yang terasa gatal hingga burung
mematuk-matuk sendiri bulunya. Ku-rang vitamin dan protein. Bentuk sangkar yang
kurang tepat (terlalu kecil/besar) atau gangguan binatang lain hingga burung
menjadi ketakutan dan menabrak-nabrak sangkar.
Pencegahan: Menciptakan
suasana lingkungan yang tenang bagi burung. Menjaga kebersihan sangkar serta
menata konstruksi sangkar. Jika burung mulai ngurak karena
kutu, hilangkan dengan bedak deodoran yang ditaburkan diseluruh tubuh burung
atau menyemprot sangkar dengan pembasmi kuman. Agar bulu cepat tumbuh kembali
beri vitamin dan gizi lebih pada menu pakan.
- ASPERGILOSIS
Gejala: Sesak
nafas, suara serak dan badan lemas atau lesu. Bila menyerang mata, mata akan
bengkak. Bila menyerang kulit akan terlihat bopeng-bopeng mirip koreng.
Penyebab: Jamur
Aspergillus yang berkembang biak pada sangkar sehingga sangkar lembab. Pakan
lembab, air minum jarang diganti serta tumpukan kotoran karena sangkar jarang
dibersihkan.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin. Mengganti pakan dan air minum setiap hari.
Memberikan cukup sinar matahari pada burung dan sangkar. Menyemprot sangkar
dengan anti kuman secara berkala.
- BRONCHITIS
Gejala: Paruh
sering terbuka sebagai usaha untuk bernafas. Kepala menggeleng ke kanan dan
kiri untuk menghilangkan cairan (ingus) pada hidung. Nafas tersenggal-sengal
disertai batuk burung dan bersin-bersin. Suara kicau parau dan badan lemas.
Waktu bernafas terdengar suara seperti mengorok.
Penyebab: Virus
yang mudah menular karena cuaca lembab dan sirkulasi udara yang buruk dalam
sangkar.
Pencegahan: Tempatkan
sangkar di ruangan bersirkulasi udara normal. Punglor memang menyukai udara
dingin tetapi bukan berarti lembab. Bersihkan sangkar, tempat makan dan minum
serta peralatan sangkar lainnya secara teratur, bila perlu semprot dengan
cairan antiseptik sebelum digunakan. Bila terserang bisa diobati dengan obat
antibiotik dan pembeian vitamin tambahan untuk menambah nafsu makan.
- CACINGAN
Gejala: Muka
pucat, kekurangan darah, badan lemas dan lesu, nafsu makan berkurang, bulu
mudah rontok dan kusam, kotoran encer atau sulit buang kotoran serta terdapat
cacing pada kotoran. Jika terlihat parah akan mengakibatkan lumpuh pada
burung.
Penyebab: Cacing
Ascaris yang hidup parasit dalam usus burung. Kebersihan sangkar dan
perlengkapannya yang kurang terjaga.
Pencegahan: Isolir
burung yang terkena cacingan dalam sangkar karantina dan beri lampu agar
hangat. Kotoran jangan dibiarkan menumpuk dan sering menjemur sangkar di sinar
matahari langsung. Memberi obat anti cacing atau suplemen penguat tubuh untuk
burung yang terjangkit.
- COCCIDIOSIS
Gejala: Mata
sulit terbuka dan terlihat mengantuk. Senng berdiam diri di pojok sangakar ataupangkringan. Berat
badan merosot karena hilang nafsu makan. Bulu kusam dan sayap mengantung.
Kotoran encer dan berwarna merah karena tercampur darah.
Penyebab: Bakteri Protozoa
Coccidaeyang hidup di dinding usus halus hingga mengakibatkan alat
pencernaan luka dan mengeluarkan darah yang bercampur dengan kotoran saat
keluar. Penularan bisa melalui udara, pakan, minum atau kontak langsung.
Pencegahan: Segera
mengisolir burung beserta sangkar. Jangan memberikan pakan atau minum terlalu
lama hingga basi. Menyemprot sangkar baru dengan antiseptik sebelum digunakan.
Jika terkena bakteri ini beri obat antiseptik secara rutin hingga sembuh.
Pengobatan bisa melalui penyuntikan atau air minum pada burung.
- CACAR BURUNG ( DIFTERI)
Gejala: Ada
4 macam gejala klinis pada punglor yang terjangkit cacar burung, yaitu
septikimia, sesak nafas, cacar kulit dan membran mukosa. Gejala
septikimia burung akan mengalami keracunan darah yang berakibat
kematian setelah 2-3 jam terinfeksi. Gejala sesak nafasburung akan
menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengeluarkan lender dari saluran
pernafasannya. Nafas akan tersengal-sengal, suara serak serta bersin-bersin.
Gejala
cacar kulit merupakan Difteri kronis dengan ciri terdapat bintik-bintik
bernanah di sudut paruh dan sekitar mata yang bila pecah akan mengeluarkan
cairan bercampur darah. Setelah mengering akan membekas mirip bopeng/ koreng.
Mata akan berlendir dan bernanah hingga bengkak dan akhirnya buta.
Gejala
membran mukosa berupa luka atau cacar yang terjadi pada mata atau paruh.
Penyebab: Kebersihan
sangkar, pakan dan minum yang buruk. Penularannya melalu kontak dengan burung
lain seperti tempat mandi atau sangkar yang sama dengan burung yang terkena
penyakit.
Pencegahan: Jangan
mencampur burung dengan burung yang terjangkit. Menjaga pakan dan minum agar
tidak tercemar. Kebersihan lingkungan sekitar sangkar perlu dijaga. Jika
terjangkit, bersihkan luka cacar dengan air matang, kemudian obati dengan
Iodium + Glisein (1:2). Untuk mata yang lengket bersihkan dengan asam borak
(2%), usap dengan kain lembut perlahan-lahan. Beri vitamin tambahan pada pakan
untuk memulihkan stamina.
- KOLERA
Gejala: Nafsu
makan tidak ada dan lesu. Sering mencret dengan warna kotoran dari putih
menjadi kuning lalu hijau. Tampak cairan menetes dari hidung atau paruh.
Kejang-kejang, mengorok, lumpuh atau mendadak mati tanpa ada gejala
sebelumnya.
Penyebab: Disebabkan
oleh bakteri. Penularan bisa melalui burung lain, sangkar kotor atau perubahan
cuaca secara tiba-tiba.
Pencegahan: Kebersihan
sangkar, tempat makan dan minum perlu diperhatikan. Pemberian vitamin
tambahan, gizi berlebih dan protein tinggi dianjurkan untuk menambah daya tahan
tubuh dari serangan penyakit. Beri obat antibiotic yang banyak dijumpai di
pasaran pada burung yang terjangkit
- MASUK ANGIN
Gejala: Tampak
kedinginan, badan menggigil dan tidak mau berkicau. Menurunnya nafsu makan,
mata selalu tertutup serta tidak bergairah.
Penyebab: Suhu
yang berubah mendadak. Udara dingin karena hujan terus-menerus serta angin
yang berhembus terlalu kencang.
Pencegahan: Beri
kerodong dan penerangan pada sang kar bila terjadi perubahan cuaca.
Memperhatikan gizi dan vitamin makanan. Bila terjangkit beri obat antistres
atau obat antibiotik lainnya.
- KEJANG
Gejala: Burung
akan berada di lantai dasar sangkar ketika terjadi kejang-kejang karena tidak
dapat bertengger. Kondisi tubuh lemas dan otot-otot kaku. Bila sanggup
bertengger posisinya akan mengggantung dengan kepala dibawah karena badan
tidak bisa tegak serta badan sempoyongan.
Penyebab: Rusaknya
sel-sel syaraf pada otak karena kekurangan vitamin B dan E.
Pencegahan: Beri
vitamin atau suplemen tambahan pada menu pakan dan minum. Untuk pengobatan bisa
diberi obat antibiotik pada air minumnya. Jika tidak sanggup meminum sendiri
bantu dengan menggunakan pipet. Perhatikan menu pakan setiap hari dengan menu
seimbang.
- TETELO
Gejala: Leher
miring atau berputar, kepala sering berputar-putar, keseimbangan tubuh hilang
hingga sempoyongan, batuk, bernafas dengan suara mengorok, sesak nafas, dari
lubang mulut keluar cairan kental (ngiler), lesu,
badan gemetar, nafsu makan tidak ada, bulu berdiri, pucat, kotoran cair
berwarna putih kehijauan serta sayap dan kaki lumpuh. Keadaan parah akan
berakibat burung mati.
Penyebab: Virus New
Castle Disease yang menyerang alat pernafasan, jaringan syaraf
dan pencernaan.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin. Melakukan vaksinasi NCD melalui tetes mata.
Menghindari burung yang terjangkit serta memberi pakan bergizi dan vitamin tambahan
untuk menambah daya tahan burung
Gejala
Penyakit beberapa Burung Perlu Dikenali antara lain :
Penyakit Umum pada Burung
Oleh Rusianto, Nuky (Doctor Honoris Causa Veterinary Medical
from South Africa)
Inilah
jenis penyakit yang kerap menyerang unggas khususnya burung. Meski ada beberapa
jenis burung yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat menghadapi serangan
penyakit bukan berarti tidak bisa sakit. Namun selama lingkungan tempat
tinggalnya bersih dan kebutuhan hidup terpenuhi serta perawatan yang benar,
niscaya akan terhindar dari penyakit. Kalaupola perawatan kicau mania sembarangan
seperti tidak memperhatikan; kebersihan, menu pakan bergizi atau tidak, serta
penempatan sangkar, maka jangan anggap kaget kalau bisa sakit. Belum lagi kalau
ada perubahan cuaca yang tiba-tiba.
Berikut
ini ada beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang burung dan perlu diketahui
kicaumania agar dapat melakukan pencegahan lebih dini
- STRES BURUNG
Gejala: Bulu
berdiri, kepala ditaruh di pundak, mata sayup, kotoran tidak normal, badan
lemas, tampak resah, terlihat tegang, tidak mau berkicau, badan kurus karena
tidak mau makan, mencabuti sendiri bulu-bulunya serta menyendiri atau panik
dengan berperilaku menabrak-nabarak sangkar.
Penyebab: Perubahan
lingkungan di tempat tinggal, perubahan cuaca secara mendadak, sangkar jatuh
serta mendengar suara gaduh atau terkejut.
Pencegahan: Mengkerodong
sangkar ketika dalam perjalanan atau bila terjadi perubahan cuaca. Bila
berpindah lingkungan tempatkan sang kar di tempat yang sepi dan jangan sampai
terusik. Bila terlanjur stres, beri vitamin anti stres pada minumnya dan penambahan extra
fooding pada menu pakannya.
- BERAK PUTIH
Gejala: Nafsu
makan berkurang, badan lesu, mencret/berak dengan kotoran berwarna putih cair.
Penyebab: Kebersihan
pakan dan minum kurang terjaga, sanitasi tempat tinggal kurang baik, menu pakan
yang salah serta perubahan cuaca mendadak.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan dan sanitasi tempat tinggal dan pemberian vitamin secara rutin.
Meneliti kondisi pakan dan minum secara teratur. Mewaspadai perubahan cuaca
secara tiba-tiba dengan memindah atau menutupi sangkar dengan kerodong. Jika
terlanjur menyerang bisa diobati dengan obat anti mencret untuk burung yang
banyak terjual di pasaran.
- KAKI BENGKAK ( BUBUL)
Gejala: Penyakit
ini mudah dikenali. Kaki burung yang terserang akan terlihat benjol kecil yang
semakin lama akan membesar dan mengeras.
Penyebab: Luka
akibat patukan atau terkena benda tajam yang tidak segera diobati. Kebersihan
serta kondisi sangkar dan pangkringan yang kurang terjaga.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin serta memperhatikan kondisi sangkar dengan
menghaluskan bagian-bagian yang terlihat kasar atau tajam. Apabila terdapat
sedikit luka di kaki segera dikompres dengan air hangat secara rutin hingga
sembuh. Jika terlihat membengkak, sudet/potong bagian yang bengkak dengan pisau
atau silet lalu keluarkan cairan yang terdapatdalam benjolan. Selanjutnya luka
bisa diobati dengan obat pembersih luka (Betadine, dll)
- KUKU/PARUH PANJANG
Gejala: Gerakan
burung tidak lincah karena kuku memanjang. Kesulitan mengambil makanan atau
minum karena paruh memanjang.
Penyebab: Pada
sebagian jenis burung seperti punglor akan mengalami proses alamiah dengan
memanjangnya paruh serta kuku secara berkala.
Pencegahan: Bisa
dipotong dengan gunting yang tajam. Perhatikan waktu memotong, jangan sampai
terkena paruh atau kuku yang ada pembuluh darah.
- PILEK
Gejala: Sering
menggeleng-gelengkan kepala untuk membuang cairan (ingus) pada saluran
pernafasannya. Mulut sering terbuka sebagai usaha untuk bernafas, mata berair
serta tampak lesu dan lemah.
Penyebab: Kondisi
burung tidak fit karena perubahan suhu secara mendadak. Terlalu lama
dimandikan. Kondisi pakan atau minum yang terjangkit virus influenza. Penyakit
ini dapat menular melalui udara, makanan atau minuman.
Pencegahan: Menambah
menu gizi dan extra fooding pada pakan. Jangan
memandikan burung terlalu lama atau secukupnya saja. Mengisolir burung yang
terjangkit dari burung lainnya. Apabila terkena pilek, obati dengan obat yang
mengandung antibiotic dan rangsang nafsu makan dengan vitamin tambahan.
- RADANG MATA
Gejala: Mata
bengkak dan selalu berair sampai mengering yang berakibat mata tertutup.
Penyebab: Debu,
pasir, asap dan lingkungan yang kurang sehat.
Pencegahan: Hindari
sangkar dari terpaan angin dan asap. Bila terkena bisa diobati dengan salep
mata (Auromycin) atau diberi kapsul sakit mata untuk burung (Terafit).
- RONTOK BULU ( NGURAK
)
Gejala: Rontok
bulu merupakan proses alamiah pada hampir semua jenis burung. Jika rontok bulu
bukan secara alami burung akan terlihat malas bergerak, tidak mau berkicau,
tidak lincah dan nafsu makan menurun hingga lesu.
Penyebab: Stres
berat, gangguan kutu, tungau atau gurem yang terasa gatal hingga burung
mematuk-matuk sendiri bulunya. Ku-rang vitamin dan protein. Bentuk sangkar yang
kurang tepat (terlalu kecil/besar) atau gangguan binatang lain hingga burung
menjadi ketakutan dan menabrak-nabrak sangkar.
Pencegahan: Menciptakan
suasana lingkungan yang tenang bagi burung. Menjaga kebersihan sangkar serta
menata konstruksi sangkar. Jika burung mulai ngurak karena
kutu, hilangkan dengan bedak deodoran yang ditaburkan diseluruh tubuh burung
atau menyemprot sangkar dengan pembasmi kuman. Agar bulu cepat tumbuh kembali
beri vitamin dan gizi lebih pada menu pakan.
- ASPERGILOSIS
Gejala: Sesak
nafas, suara serak dan badan lemas atau lesu. Bila menyerang mata, mata akan
bengkak. Bila menyerang kulit akan terlihat bopeng-bopeng mirip koreng.
Penyebab: Jamur
Aspergillus yang berkembang biak pada sangkar sehingga sangkar lembab. Pakan
lembab, air minum jarang diganti serta tumpukan kotoran karena sangkar jarang
dibersihkan.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin. Mengganti pakan dan air minum setiap hari.
Memberikan cukup sinar matahari pada burung dan sangkar. Menyemprot sangkar
dengan anti kuman secara berkala.
- BRONCHITIS
Gejala: Paruh
sering terbuka sebagai usaha untuk bernafas. Kepala menggeleng ke kanan dan
kiri untuk menghilangkan cairan (ingus) pada hidung. Nafas tersenggal-sengal
disertai batuk burung dan bersin-bersin. Suara kicau parau dan badan lemas.
Waktu bernafas terdengar suara seperti mengorok.
Penyebab: Virus
yang mudah menular karena cuaca lembab dan sirkulasi udara yang buruk dalam
sangkar.
Pencegahan: Tempatkan
sangkar di ruangan bersirkulasi udara normal. Punglor memang menyukai udara
dingin tetapi bukan berarti lembab. Bersihkan sangkar, tempat makan dan minum
serta peralatan sangkar lainnya secara teratur, bila perlu semprot dengan
cairan antiseptik sebelum digunakan. Bila terserang bisa diobati dengan obat
antibiotik dan pembeian vitamin tambahan untuk menambah nafsu makan.
- CACINGAN
Gejala: Muka
pucat, kekurangan darah, badan lemas dan lesu, nafsu makan berkurang, bulu
mudah rontok dan kusam, kotoran encer atau sulit buang kotoran serta terdapat
cacing pada kotoran. Jika terlihat parah akan mengakibatkan lumpuh pada
burung.
Penyebab: Cacing
Ascaris yang hidup parasit dalam usus burung. Kebersihan sangkar dan
perlengkapannya yang kurang terjaga.
Pencegahan: Isolir
burung yang terkena cacingan dalam sangkar karantina dan beri lampu agar
hangat. Kotoran jangan dibiarkan menumpuk dan sering menjemur sangkar di sinar
matahari langsung. Memberi obat anti cacing atau suplemen penguat tubuh untuk
burung yang terjangkit.
- COCCIDIOSIS
Gejala: Mata
sulit terbuka dan terlihat mengantuk. Senng berdiam diri di pojok sangakar ataupangkringan. Berat
badan merosot karena hilang nafsu makan. Bulu kusam dan sayap mengantung.
Kotoran encer dan berwarna merah karena tercampur darah.
Penyebab: Bakteri Protozoa
Coccidaeyang hidup di dinding usus halus hingga mengakibatkan alat
pencernaan luka dan mengeluarkan darah yang bercampur dengan kotoran saat
keluar. Penularan bisa melalui udara, pakan, minum atau kontak langsung.
Pencegahan: Segera
mengisolir burung beserta sangkar. Jangan memberikan pakan atau minum terlalu
lama hingga basi. Menyemprot sangkar baru dengan antiseptik sebelum digunakan.
Jika terkena bakteri ini beri obat antiseptik secara rutin hingga sembuh.
Pengobatan bisa melalui penyuntikan atau air minum pada burung.
- CACAR BURUNG ( DIFTERI)
Gejala: Ada
4 macam gejala klinis pada punglor yang terjangkit cacar burung, yaitu
septikimia, sesak nafas, cacar kulit dan membran mukosa. Gejala
septikimia burung akan mengalami keracunan darah yang berakibat
kematian setelah 2-3 jam terinfeksi. Gejala sesak nafasburung akan
menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengeluarkan lender dari saluran
pernafasannya. Nafas akan tersengal-sengal, suara serak serta bersin-bersin.
Gejala
cacar kulit merupakan Difteri kronis dengan ciri terdapat bintik-bintik
bernanah di sudut paruh dan sekitar mata yang bila pecah akan mengeluarkan
cairan bercampur darah. Setelah mengering akan membekas mirip bopeng/ koreng.
Mata akan berlendir dan bernanah hingga bengkak dan akhirnya buta.
Gejala
membran mukosa berupa luka atau cacar yang terjadi pada mata atau paruh.
Penyebab: Kebersihan
sangkar, pakan dan minum yang buruk. Penularannya melalu kontak dengan burung
lain seperti tempat mandi atau sangkar yang sama dengan burung yang terkena
penyakit.
Pencegahan: Jangan
mencampur burung dengan burung yang terjangkit. Menjaga pakan dan minum agar
tidak tercemar. Kebersihan lingkungan sekitar sangkar perlu dijaga. Jika
terjangkit, bersihkan luka cacar dengan air matang, kemudian obati dengan
Iodium + Glisein (1:2). Untuk mata yang lengket bersihkan dengan asam borak
(2%), usap dengan kain lembut perlahan-lahan. Beri vitamin tambahan pada pakan
untuk memulihkan stamina.
- KOLERA
Gejala: Nafsu
makan tidak ada dan lesu. Sering mencret dengan warna kotoran dari putih
menjadi kuning lalu hijau. Tampak cairan menetes dari hidung atau paruh.
Kejang-kejang, mengorok, lumpuh atau mendadak mati tanpa ada gejala
sebelumnya.
Penyebab: Disebabkan
oleh bakteri. Penularan bisa melalui burung lain, sangkar kotor atau perubahan
cuaca secara tiba-tiba.
Pencegahan: Kebersihan
sangkar, tempat makan dan minum perlu diperhatikan. Pemberian vitamin
tambahan, gizi berlebih dan protein tinggi dianjurkan untuk menambah daya tahan
tubuh dari serangan penyakit. Beri obat antibiotic yang banyak dijumpai di
pasaran pada burung yang terjangkit
- MASUK ANGIN
Gejala: Tampak
kedinginan, badan menggigil dan tidak mau berkicau. Menurunnya nafsu makan,
mata selalu tertutup serta tidak bergairah.
Penyebab: Suhu
yang berubah mendadak. Udara dingin karena hujan terus-menerus serta angin
yang berhembus terlalu kencang.
Pencegahan: Beri
kerodong dan penerangan pada sang kar bila terjadi perubahan cuaca.
Memperhatikan gizi dan vitamin makanan. Bila terjangkit beri obat antistres
atau obat antibiotik lainnya.
- KEJANG
Gejala: Burung
akan berada di lantai dasar sangkar ketika terjadi kejang-kejang karena tidak
dapat bertengger. Kondisi tubuh lemas dan otot-otot kaku. Bila sanggup
bertengger posisinya akan mengggantung dengan kepala dibawah karena badan
tidak bisa tegak serta badan sempoyongan.
Penyebab: Rusaknya
sel-sel syaraf pada otak karena kekurangan vitamin B dan E.
Pencegahan: Beri
vitamin atau suplemen tambahan pada menu pakan dan minum. Untuk pengobatan bisa
diberi obat antibiotik pada air minumnya. Jika tidak sanggup meminum sendiri
bantu dengan menggunakan pipet. Perhatikan menu pakan setiap hari dengan menu
seimbang.
- TETELO
Gejala: Leher
miring atau berputar, kepala sering berputar-putar, keseimbangan tubuh hilang
hingga sempoyongan, batuk, bernafas dengan suara mengorok, sesak nafas, dari
lubang mulut keluar cairan kental (ngiler), lesu,
badan gemetar, nafsu makan tidak ada, bulu berdiri, pucat, kotoran cair
berwarna putih kehijauan serta sayap dan kaki lumpuh. Keadaan parah akan
berakibat burung mati.
Penyebab: Virus New
Castle Disease yang menyerang alat pernafasan, jaringan syaraf
dan pencernaan.
Pencegahan: Menjaga
kebersihan sangkar secara rutin. Melakukan vaksinasi NCD melalui tetes mata.
Menghindari burung yang terjangkit serta memberi pakan bergizi dan vitamin tambahan
untuk menambah daya tahan burung
Gejala
Penyakit beberapa Burung Perlu Dikenali antara lain :
PENYAKIT BURUNG
+MENU
HALAMAN SELUK BELUK PENYAKIT
·
CIRI-CIRI BURUNG SAKIT
·
PENGENALAN PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET
·
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG SAKIT
·
BAHAN DAN ALAT DALAM TINDAKAN PERTOLONGAN BESERTA FUNGSINYA
·
PENYAKIT BURUNG
·
JENIS-JENIS CACING PENGGANGGU BURUNG
·
PENCEGAHAN
·
KASUS GANGGUAN UMUM BURUNG DAN PENANGANANNYA:
1.
BURUNG MAKAN BULU SENDIRI
2.
KAKI BERKERAK, BENGKAK, KENA CACAR
3.
BURUNG TIBA-TIBA LUMPUH
4.
BURUNG TERKENA SNOT
5.
BURUNG SERAK, KEHILANGAN SUARA KARENA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
6.
BURUNG KURANG GACOR DAN KURANG POWER
7.
GANGGUAN REPRODUKSI: TIDAK SEGERA JODOH, TIDAK BERTELUR, TELUR GAGAL MENETAS
8.
MOLTING ATAU MABUNG TIDAK TUNTAS, SULIT MOLTING, BULU BOTAK TIDAK SEGERA TUMBUH
9.
KUMPULAN ARTIKEL PILIHAN
Sebagian
besar penyebab kematian burung, menurut DR. Nuky Rusianto, SE., drh (DVM),
langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh malnutrisi (kekuranglengkapan
gizi) dan stres. Banyak pemelihara memberi makan burungnya cukup banyak kadang
malah berlebihan, tetapi mutunya rendah dan monoton sehingga dapat terjadi
defisiensi (kekurangan sesuatu zat nutrisi).
DR.
Nuky Rusianto, SE., drh (DVM) yang berpengalaman sebagai konsultan permasalahan
burung di beberapa Media Televisi International tersebut mengatakan stress pada
burung dapat disebabkan oleh buruknya higiene, perubahan-perubahan suhu yang
cepat, atau trauma baik fisik maupun psikis. Baik penyakit karena defisiensi
zat nutrisi ataupun karena stres berjalan lama dan menyebabkan burung merana.
Pada suatu saat sampai kepada ambang batas kemampuan daya tahan tubuh, yang
menurut kita ditemukan “sekonyong-konyong mati” atau “mati mendadak”!
Karena
naluri menghadapi evolusi satwa, burung berusaha menyembunyikan kelemahannnya.
Bahkan, menurut para pakar, burung adalah hewan yang paling pandai
menyembunyikan kelemahannya agar selamat dari musuhnya atau yang lebih kuat
dalam kelompok-nya. Dalam keadaan sakit pun burung pandai menyembunyikannya
sehingga seolah-olah sehat agar musuhnya tidak berani menyerangnya. Namun
demikian, apabila kita jeli dan teliti sekali mengamatinya mungkin kita dapat
mengetahui secara dini apakah burung itu sehat atau sakit.
Berikut
adalah upaya untuk mengetahui status kesehatan burung. Burung yang tidak sehat
menunjukkan ciri-ciri tertentu.
.
·
CIRI-CIRI BURUNG SAKIT
·
PENGENALAN PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET
·
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG SAKIT
·
BAHAN DAN ALAT DALAM TINDAKAN PERTOLONGAN BESERTA FUNGSINYA
·
PENYAKIT BURUNG
·
JENIS-JENIS CACING PENGGANGGU BURUNG
·
PENCEGAHAN
·
KASUS GANGGUAN UMUM BURUNG DAN PENANGANANNYA:
1.
BURUNG MAKAN BULU SENDIRI
2.
KAKI BERKERAK, BENGKAK, KENA CACAR
3.
BURUNG TIBA-TIBA LUMPUH
4.
BURUNG TERKENA SNOT
5.
BURUNG SERAK, KEHILANGAN SUARA KARENA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
6.
BURUNG KURANG GACOR DAN KURANG POWER
7.
GANGGUAN REPRODUKSI: TIDAK SEGERA JODOH, TIDAK BERTELUR, TELUR GAGAL MENETAS
8.
MOLTING ATAU MABUNG TIDAK TUNTAS, SULIT MOLTING, BULU BOTAK TIDAK SEGERA TUMBUH
9.
KUMPULAN ARTIKEL PILIHAN
Sebagian
besar penyebab kematian burung, menurut DR. Nuky Rusianto, SE., drh (DVM),
langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh malnutrisi (kekuranglengkapan
gizi) dan stres. Banyak pemelihara memberi makan burungnya cukup banyak kadang
malah berlebihan, tetapi mutunya rendah dan monoton sehingga dapat terjadi
defisiensi (kekurangan sesuatu zat nutrisi).
DR.
Nuky Rusianto, SE., drh (DVM) yang berpengalaman sebagai konsultan permasalahan
burung di beberapa Media Televisi International tersebut mengatakan stress pada
burung dapat disebabkan oleh buruknya higiene, perubahan-perubahan suhu yang
cepat, atau trauma baik fisik maupun psikis. Baik penyakit karena defisiensi
zat nutrisi ataupun karena stres berjalan lama dan menyebabkan burung merana.
Pada suatu saat sampai kepada ambang batas kemampuan daya tahan tubuh, yang
menurut kita ditemukan “sekonyong-konyong mati” atau “mati mendadak”!
Karena
naluri menghadapi evolusi satwa, burung berusaha menyembunyikan kelemahannnya.
Bahkan, menurut para pakar, burung adalah hewan yang paling pandai
menyembunyikan kelemahannya agar selamat dari musuhnya atau yang lebih kuat
dalam kelompok-nya. Dalam keadaan sakit pun burung pandai menyembunyikannya
sehingga seolah-olah sehat agar musuhnya tidak berani menyerangnya. Namun
demikian, apabila kita jeli dan teliti sekali mengamatinya mungkin kita dapat
mengetahui secara dini apakah burung itu sehat atau sakit.
Berikut
adalah upaya untuk mengetahui status kesehatan burung. Burung yang tidak sehat
menunjukkan ciri-ciri tertentu.
.
+CIRI-CIRI BURUNG SAKIT
1.
Mata
Pada
mata keluar sekretum (cairan yang tidak normal atau tidak biasanya), berubah
warna atau kecerahannya, sayu, mata dipejampejamkan, dan terjadi pembengkakan
di sekitar mata.
2.
Lubang hidung (nostrils)
Dari
lubang hidung keluar ingus, sesuatu yang membeku sehingga menutupi nostril dan
bersin-bersin atau membuka-buka paruhnya karena sesak nafas. Selain
itu, bulu-bulu di sekitar nostril dan kepala pada umumnya kotor
karena sering digaruk atau diusapkan.
3.
Sayap dan bulu
Bulu
tampak suram dan kusut, sayap lunglai (baik sebelah atau keduanya), perilaku
menata bulu-bulu hilang atau tidak dilakukan.
4.
Napsu atau perilaku makan
Napsu
makan turun atau hilang, tidak pandai mematuk makanannya, dan berat badan
menurun.
5.
Keseimbangan
Burung
tampak sempoyongan, tidak mampu atau sukar bertengger (biasanya burung ada di
lantai kurungan), dan tidak suka bergerak (inaktif),
6.
Sendi tulang
Pada
sendi tulang terjadi pembengkakan dan berubah bentuk (deformitas,
malformation).
7.
Kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan
sehari-hari yang biasa dilakukan tidak dilakukan lagi, tidak suka mandi-mandi,
tidak berkicau, suara kicauannya berubah, dan lain-lain.
8.
Tubuh
Terdapat
jendolan atau timbunan sesuatu masa di manapun pada tubuhnya.
Dari
semuanya itu apabila Anda menemukan pendarahan dari manapun keluarnya adalah
merupakan tanda keadan gawat darurat. Dengan demikian, Anda dianjurkan untuk
segera mencari pertolongan dokter hewan. Untuk mendapatkan pertolongan sedini
mungkin apabila Anda mendapatkan gejala-gejala tersebut sebaiknya cepat
berkonsultasi kepada dokter hewan langganan Anda!
Apabila
Anda membawa burung yang sakit tersebut kepada dokter hewan sebaiknya kurungan
diselimuti kain atau kertas koran untuk mengurangi keadaan stres. Kurungannya
sementara waktu tidak dibersihkan dahulu agar dokter dapat mengamati feces,
tempat makan atau minum, dan sebagainya.
.
+PENGENALAN
PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET
.
1.
Mata
Pada
mata keluar sekretum (cairan yang tidak normal atau tidak biasanya), berubah
warna atau kecerahannya, sayu, mata dipejampejamkan, dan terjadi pembengkakan
di sekitar mata.
2.
Lubang hidung (nostrils)
Dari
lubang hidung keluar ingus, sesuatu yang membeku sehingga menutupi nostril dan
bersin-bersin atau membuka-buka paruhnya karena sesak nafas. Selain
itu, bulu-bulu di sekitar nostril dan kepala pada umumnya kotor
karena sering digaruk atau diusapkan.
3.
Sayap dan bulu
Bulu
tampak suram dan kusut, sayap lunglai (baik sebelah atau keduanya), perilaku
menata bulu-bulu hilang atau tidak dilakukan.
4.
Napsu atau perilaku makan
Napsu
makan turun atau hilang, tidak pandai mematuk makanannya, dan berat badan
menurun.
5.
Keseimbangan
Burung
tampak sempoyongan, tidak mampu atau sukar bertengger (biasanya burung ada di
lantai kurungan), dan tidak suka bergerak (inaktif),
6.
Sendi tulang
Pada
sendi tulang terjadi pembengkakan dan berubah bentuk (deformitas,
malformation).
7.
Kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan
sehari-hari yang biasa dilakukan tidak dilakukan lagi, tidak suka mandi-mandi,
tidak berkicau, suara kicauannya berubah, dan lain-lain.
8.
Tubuh
Terdapat
jendolan atau timbunan sesuatu masa di manapun pada tubuhnya.
Dari
semuanya itu apabila Anda menemukan pendarahan dari manapun keluarnya adalah
merupakan tanda keadan gawat darurat. Dengan demikian, Anda dianjurkan untuk
segera mencari pertolongan dokter hewan. Untuk mendapatkan pertolongan sedini
mungkin apabila Anda mendapatkan gejala-gejala tersebut sebaiknya cepat
berkonsultasi kepada dokter hewan langganan Anda!
Apabila
Anda membawa burung yang sakit tersebut kepada dokter hewan sebaiknya kurungan
diselimuti kain atau kertas koran untuk mengurangi keadaan stres. Kurungannya
sementara waktu tidak dibersihkan dahulu agar dokter dapat mengamati feces,
tempat makan atau minum, dan sebagainya.
.
+PENGENALAN
PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET
.
+PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG
SAKIT
Seperti
juga pada kesehatan manusia, pertolongan pertama perlu pula dilakukan terhadap
burung yang sakit akibat terluka atau bila burung menunjukkan gejala akan
terserang suatu penyakit. Untuk itu, perlu disiapkan beberapa peralatan di
dalam sebuah kotak khusus. Peralatan itu antara lain sebagai berikut: (Tabel 2)
Seperti
juga pada kesehatan manusia, pertolongan pertama perlu pula dilakukan terhadap
burung yang sakit akibat terluka atau bila burung menunjukkan gejala akan
terserang suatu penyakit. Untuk itu, perlu disiapkan beberapa peralatan di
dalam sebuah kotak khusus. Peralatan itu antara lain sebagai berikut: (Tabel 2)
TABEL 2. BAHAN DAN ALAT DALAM
TINDAKAN PERTOLONGAN BESERTA FUNGSINYA
Selain
itu, diperlukan juga lampu penghangat berupa sebuah lampu pijar (bohlam)
berkapasitas 40—60 watt atau sebuah lampu infra merah. Jika burung peliharaan
menunjukkan gejala sakit maka dapat langsung diberikan pertolongan sementara
sebelum dibawa ke dokter hewan. Tindakan pertolongan ini meliputi beberapa hal.
1.
Memberikan kehangatan pada tubuh burung
Burung
yang sakit diisolasi, dipisahkan dari burung lain yang sehat. Burung itu
dimasukkan ke dalam sebuah sangkar yang telah diberi alas koran. Disediakan
sedikit minum. Berikan kehangatan pada tubuh si burung melalui lampu pijar
berkapasitas 60 watt. Untuk mengurangi sinar dari lampu dapat diberikan
penghalang berupa kain atau kertas. Perlu diperhatikan agar bahan penghalang
sinar lampu ini tidak mudah terbakar, suhunya pun sebaiknya tidak melebihi 37°
C.
2.
Memberikan pakan ekstra
Berikanlah
pakan ekstra yang mempunyai kandungan gizi tinggi, seperti kroto basah, madu,
susu, daging, atau hati tergantung pada jenis burungnya. Pakan ini diberikan
dalam bentuk bubur (jus). Jika burung menolak untuk makan sendiri maka harus
dipaksakan, dicekokkan langsung ke mulutnya dengan memakai alat spuit. Hal ini
sebaiknya dilakukan dengan hati hati agar tidak salah memasukkan pakan ini ke
saluran pernapasan.
3.
Memberikan minuman
Burung
yang sedang sakit akan jarang minum. Padahal, pada saat sakit burung akan lebih
banyak buang air dengan kondisi feses yang lebih encer sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi (hilangnya cairan tubuh). Keadaan seperti ini dapat
diatasi dengan cara memberikan pakan yang banyak mengandung air, misalnya buah
pepaya. Dengan cara ini maka bahaya dehidrasi dapat diperkecil.
4.
Memberikan ketenangan
Burung
yang sakit juga membutuhkan ketenangan lingkungan. Dengan lingkungan yang
tenang maka bahaya stres dapat diperkecil
karena
stres akan memperburuk kondisi tubuh burung. Sebaiknya dihindari pandangan dan
suara manusia, burung, hewan lain, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan
gangguan pada burung yang sakit.
Selain
itu, diperlukan juga lampu penghangat berupa sebuah lampu pijar (bohlam)
berkapasitas 40—60 watt atau sebuah lampu infra merah. Jika burung peliharaan
menunjukkan gejala sakit maka dapat langsung diberikan pertolongan sementara
sebelum dibawa ke dokter hewan. Tindakan pertolongan ini meliputi beberapa hal.
1.
Memberikan kehangatan pada tubuh burung
Burung
yang sakit diisolasi, dipisahkan dari burung lain yang sehat. Burung itu
dimasukkan ke dalam sebuah sangkar yang telah diberi alas koran. Disediakan
sedikit minum. Berikan kehangatan pada tubuh si burung melalui lampu pijar
berkapasitas 60 watt. Untuk mengurangi sinar dari lampu dapat diberikan
penghalang berupa kain atau kertas. Perlu diperhatikan agar bahan penghalang
sinar lampu ini tidak mudah terbakar, suhunya pun sebaiknya tidak melebihi 37°
C.
2.
Memberikan pakan ekstra
Berikanlah
pakan ekstra yang mempunyai kandungan gizi tinggi, seperti kroto basah, madu,
susu, daging, atau hati tergantung pada jenis burungnya. Pakan ini diberikan
dalam bentuk bubur (jus). Jika burung menolak untuk makan sendiri maka harus
dipaksakan, dicekokkan langsung ke mulutnya dengan memakai alat spuit. Hal ini
sebaiknya dilakukan dengan hati hati agar tidak salah memasukkan pakan ini ke
saluran pernapasan.
3.
Memberikan minuman
Burung
yang sedang sakit akan jarang minum. Padahal, pada saat sakit burung akan lebih
banyak buang air dengan kondisi feses yang lebih encer sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi (hilangnya cairan tubuh). Keadaan seperti ini dapat
diatasi dengan cara memberikan pakan yang banyak mengandung air, misalnya buah
pepaya. Dengan cara ini maka bahaya dehidrasi dapat diperkecil.
4.
Memberikan ketenangan
Burung
yang sakit juga membutuhkan ketenangan lingkungan. Dengan lingkungan yang
tenang maka bahaya stres dapat diperkecil
karena
stres akan memperburuk kondisi tubuh burung. Sebaiknya dihindari pandangan dan
suara manusia, burung, hewan lain, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan
gangguan pada burung yang sakit.
+PENYAKIT BURUNG
Penyakit
burung dan pengobatannya
Penyakit
karena kekurangan asupan pakan yang seimbang
1.
Gejala: Pertumbuhan
terhambat, rabun senja, mata menjadi sakit (xeropthalmia), kulit dan bulu
menjadi kasar, gangguan reproduksi, persendian membengkak dan kaku. Jika
kondisi parah akan timbul kebutaan. Nama dan
penyebab: Avitaminosis A/ Kekurangan vitamin A. Pencegahan: BirdVit, Pengobatan:
BirdFisrtAid (BFA) dan terapi BirdVit
2.
Gejala: Nafsu
makan hilang; tubuh kurus, otot lemah, terjadi degenerative syarat tubuh, dan
kelumpuhan. Nama dan
penyebab: Polyneuritis/ Kekurangan tiamin (Vitamin B1).
Pencegahan dan pengobatan: BirdVit (Burung terkena
polyneuritis jangan diberi pakan mengandung thiaminase, seperti ikan mentah)
3.
Gejala: Tumbuh
lambat, terjadi sindrome curled toe paralysis (anak burung berjalan pada persendian
tarsonuta tarsus dan jari-jarinya melekuk ke dalam), kelumpuhan kaki dan daya
tetas telur menurun. Nama dan
penyebab: Paralysis/Kekurangan riboflavin (vitamin B2)
Pencegahan, pengobatan, pengendalian: BirdVit dan terapi BirdMineral
4.
Gejala: Bulu
rontok, pertumbuhan lambat, kulit bersisik dan daya tetas telur turun. Nama dan penyebab: Avitaminosis
B5/Kekurangan vitamin B5 (asam pantotenat). Pencegahan, pengobatan, pemulihan: BirdVit dan terapi BirdFine
5.
Gejala: Pertumbuhan
lambat, ada kutil di jari-jari dan kaki, gemetaran, gerakan badan tak
terkoordinasi. Nama
dan penyebab: Dermatitis/Kekurangan B6 atau
piridoksin. Pencegahan,pengobatan,
pemulihan: BirdVit dan terapi BirdFine atau BirdMineral
6.
Gejala:
Pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu jelek, daya tetas telur rendah. Nama dan penyebab: Avitaminosis
B12/ Kekurangan vitamin B12.Pencegahan,
pengobatan pemulihan: BirdVit, BirdMineral dan BirdFine
7.
Gejala: Selaput
lender mulut membengkak, berdarah dan luka-luka; tulang lemah; kapiler darah
mudah pecah. Nama
dan penyebab: Avitaminosis C/Kekurangan Vit C. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
8.
Gejala: Tumbuh
lambat; tulang kaki dan dada membengkak; paruh lunak dan kulit telur tipis. Nama dan penyebab: Rachitis/
Kekurangan vitamin D dan kalsium. Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
9.
Gejala: Tumbuh
lambat; kegagalan reproduksi; gangguan jantung; tidak bias berjalan atau
berdiri secara normal; lumpuh; alami enchephalomalica: penyakit dari otak yang
menyebabkan burung berputar-putar ke belakang atau lari ke belakang, ke
samping, atau berjungkir balik. Nama
dan penyebab: Perosis (Avitaminosis E)/ Kekurangan
Tokoferol (Vitamin E). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
10.
Gejala: Mudah
terluka, alami pendarahan; pembuluh kapiler mudfah rusak dan/ atau pecah. Nama dan penyebab: Hemorraghi/Kurang
vitamin K.Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
Penyakit
karena defisiensi mineral
1.
Gejala: Kelainan
tulang; pembesaran persendian; kelumpuhan dan pelunakan tulang tua. Nama dan penyebab: Demine
– ralisasi tulang/Kekurangan Ca (Kalsium). Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
2.
Gejala: Timbul
rachitis dan osteomalacia; pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah,
tulang atau kayu; kelemahan otot dan kekuan persendian. Nama dan penyebab: Kekurangan
P/Kekurangan P (phosphor). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
3.
Gejala: Kejang-kejang;
sempoyongan. Nama dan
penyebab: Tetany (Kekurangan Mg) / Kekurangan Mg
(Magnesium). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
4.
Gejala: Tumbuh
terganggu; lemah; mudah kena tetanus yang diikuti kematian. Nama dan penyebab: Defisiensi
K (Kalium)/ Kekurangan Kalium.Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi
BirdMIneral
5.
Gejala: Kekurangan
NaCl (garam dapur). Nama dan
penyebab: Penurunan berat badan akibat penurunan konsumsi
makanan/ Kekurangan garam dapur. Memberikan garam dapur dalam bentuk batangan
merupakan langkah tepat. Pemberian NaCl tidak lebih dari 2% dari total pakan.
Penyakit
karena protozoa
Gejala: Kotoran
warna merah; diare berdarah yang berlanjut ke kematian. Nama dan penyebab: Koksidiosis/berak
darah/ Disebabkan serangan Eimeria sp. Pencegahan: FreshAves, Pengobatan: BirdBlown
Penyakit
karena bakteri
1.
Gejala: Kotoran
putih seperti kapur. burung lesu. Nama
dan penyebab: Pullorum/ berak kapur/Bakteri Salmonella
pullorum. Pengobatan: Jaga
kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves
2.
Gejala: Kotoran
encer tidak wajar; burung lesu, nyekukruk. Nama dan penyebab: Enteritis/ Bakteri
Salmonella pullorum dan Escherichia.Pengobatan: Jaga
kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves
Penyakit
karena virus
1.
Gejala: -Suhu
naik; demam; nafsu makan turun;-lesu lemah; muncul gejala kena flu, ingus
keluar dan bersin-bersin. Nama dan
penyebab:Psittacosis/ Virus Miyaga- wanella psittaci.
Pencegahan: Penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves. Tingkatkan daya tahan
burung dengan BirdVit. Pengobatan: BirdBlown, BirdTwitter
2.
Gejala: Nafsu
makan turun; lesu; juga muncul gejala kena flu, ingus keluar dan
bersin-bersin. Nama dan
penyebab: Sinusitis atau coryza/ Virus mycoplasma dan
chlamydia. Pencegahan: Penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves. Tingkatkan daya tahan
burung dengan BirdVit.Pengobatan: BirdBlown atau BirdTwitter dan terapi BFA
Penyakit
karena jamur
1.
Gejala: -Sulit
bernafas; serak, suara bahkan sampai hilang, paruh membuka,- lemah, lesu-nafsu
makan turun;-menjulurkan leher. Nama dan
penyebab: Aspergilosis/ Makanan dan tempat yang ditumbuhi
aspergillus fumigatus. Pengobatan: BirdBlown, BirdFresh, BirdTwitter.Pencegahan: Semprot
bulanan dengan FreshAves.
2.
Gejala: -Lesu,
bulu kusam, bagian mulut yang terinfeksi jika dibuka terdapat selaput berwarna
putih kekuningan; sesak nafas.-nafsu makan turun.Nama dan penyebab: Makanan
tercemar jamur Candida albicans. Jamur bisa menyebar sampai ke air sac (kantung
udara). Pengobatan: BirdBlown, BirdFresh, BirdTwitter . Pencegahan:
Semprot bulanan dengan FreshAves.
Penyakit
karena parasit
1.
Gejala: –
Bulu rusak;- Burung gelisah- Suka mematuki bulu sendiri- Kanibal sesamanya;-
Macet berkicau; -Berkicau tidak los suaranya. Nama dan penyebab: Ektoparasit
(parasit yang menyerang dari luar)/Bermacam jenis kutu dan tungau. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdBlown, BirdTwitter/Pemulihan:
BirdFine dan terapi BirdMIneral.
2.
Gejala: Lesu,
nafsu makan turun, berat badan turun; bulu kusam’ bulu rontok belum
waktunya. Nama dan
penyebab: Endoparasit (serangan dari dalam)/ Sejumlah
jenis cacing “Jenis-jenis cacing pengganggu burung”. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: AscariStop, BirdBlown, BirdTwitterPemulihan:
BirdFine dan terapi BirdMineral
Penyakit
karena stres
Stres
sebenarnya bukan penyakit tetapi burung terlihat ketakutan, atau diam tak
bergerak, tidak mau makan dsb. Stes bisa disebabkan karena perkelahian,
pengang-kutan, penangkapan dll. Pengobatan
dan pemulihan: BirdVit, BirdTwitter, BirdMIneral
.
Penyakit
burung dan pengobatannya
Penyakit
karena kekurangan asupan pakan yang seimbang
1.
Gejala: Pertumbuhan
terhambat, rabun senja, mata menjadi sakit (xeropthalmia), kulit dan bulu
menjadi kasar, gangguan reproduksi, persendian membengkak dan kaku. Jika
kondisi parah akan timbul kebutaan. Nama dan
penyebab: Avitaminosis A/ Kekurangan vitamin A. Pencegahan: BirdVit, Pengobatan:
BirdFisrtAid (BFA) dan terapi BirdVit
2.
Gejala: Nafsu
makan hilang; tubuh kurus, otot lemah, terjadi degenerative syarat tubuh, dan
kelumpuhan. Nama dan
penyebab: Polyneuritis/ Kekurangan tiamin (Vitamin B1).
Pencegahan dan pengobatan: BirdVit (Burung terkena
polyneuritis jangan diberi pakan mengandung thiaminase, seperti ikan mentah)
3.
Gejala: Tumbuh
lambat, terjadi sindrome curled toe paralysis (anak burung berjalan pada persendian
tarsonuta tarsus dan jari-jarinya melekuk ke dalam), kelumpuhan kaki dan daya
tetas telur menurun. Nama dan
penyebab: Paralysis/Kekurangan riboflavin (vitamin B2)
Pencegahan, pengobatan, pengendalian: BirdVit dan terapi BirdMineral
4.
Gejala: Bulu
rontok, pertumbuhan lambat, kulit bersisik dan daya tetas telur turun. Nama dan penyebab: Avitaminosis
B5/Kekurangan vitamin B5 (asam pantotenat). Pencegahan, pengobatan, pemulihan: BirdVit dan terapi BirdFine
5.
Gejala: Pertumbuhan
lambat, ada kutil di jari-jari dan kaki, gemetaran, gerakan badan tak
terkoordinasi. Nama
dan penyebab: Dermatitis/Kekurangan B6 atau
piridoksin. Pencegahan,pengobatan,
pemulihan: BirdVit dan terapi BirdFine atau BirdMineral
6.
Gejala:
Pertumbuhan lambat, pertumbuhan bulu jelek, daya tetas telur rendah. Nama dan penyebab: Avitaminosis
B12/ Kekurangan vitamin B12.Pencegahan,
pengobatan pemulihan: BirdVit, BirdMineral dan BirdFine
7.
Gejala: Selaput
lender mulut membengkak, berdarah dan luka-luka; tulang lemah; kapiler darah
mudah pecah. Nama
dan penyebab: Avitaminosis C/Kekurangan Vit C. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
8.
Gejala: Tumbuh
lambat; tulang kaki dan dada membengkak; paruh lunak dan kulit telur tipis. Nama dan penyebab: Rachitis/
Kekurangan vitamin D dan kalsium. Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
9.
Gejala: Tumbuh
lambat; kegagalan reproduksi; gangguan jantung; tidak bias berjalan atau
berdiri secara normal; lumpuh; alami enchephalomalica: penyakit dari otak yang
menyebabkan burung berputar-putar ke belakang atau lari ke belakang, ke
samping, atau berjungkir balik. Nama
dan penyebab: Perosis (Avitaminosis E)/ Kekurangan
Tokoferol (Vitamin E). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
10.
Gejala: Mudah
terluka, alami pendarahan; pembuluh kapiler mudfah rusak dan/ atau pecah. Nama dan penyebab: Hemorraghi/Kurang
vitamin K.Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
Penyakit
karena defisiensi mineral
1.
Gejala: Kelainan
tulang; pembesaran persendian; kelumpuhan dan pelunakan tulang tua. Nama dan penyebab: Demine
– ralisasi tulang/Kekurangan Ca (Kalsium). Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
2.
Gejala: Timbul
rachitis dan osteomalacia; pica atau kelainan nafsu makan, suka makan tanah,
tulang atau kayu; kelemahan otot dan kekuan persendian. Nama dan penyebab: Kekurangan
P/Kekurangan P (phosphor). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
3.
Gejala: Kejang-kejang;
sempoyongan. Nama dan
penyebab: Tetany (Kekurangan Mg) / Kekurangan Mg
(Magnesium). Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi BirdMIneral
4.
Gejala: Tumbuh
terganggu; lemah; mudah kena tetanus yang diikuti kematian. Nama dan penyebab: Defisiensi
K (Kalium)/ Kekurangan Kalium.Pencegahan,
Pengobatan dan pemulihan: BirdVit, BirdFine dan terapi
BirdMIneral
5.
Gejala: Kekurangan
NaCl (garam dapur). Nama dan
penyebab: Penurunan berat badan akibat penurunan konsumsi
makanan/ Kekurangan garam dapur. Memberikan garam dapur dalam bentuk batangan
merupakan langkah tepat. Pemberian NaCl tidak lebih dari 2% dari total pakan.
Penyakit
karena protozoa
Gejala: Kotoran
warna merah; diare berdarah yang berlanjut ke kematian. Nama dan penyebab: Koksidiosis/berak
darah/ Disebabkan serangan Eimeria sp. Pencegahan: FreshAves, Pengobatan: BirdBlown
Penyakit
karena bakteri
1.
Gejala: Kotoran
putih seperti kapur. burung lesu. Nama
dan penyebab: Pullorum/ berak kapur/Bakteri Salmonella
pullorum. Pengobatan: Jaga
kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves
2.
Gejala: Kotoran
encer tidak wajar; burung lesu, nyekukruk. Nama dan penyebab: Enteritis/ Bakteri
Salmonella pullorum dan Escherichia.Pengobatan: Jaga
kebersihan kandang dan peralatan dengan penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves
Penyakit
karena virus
1.
Gejala: -Suhu
naik; demam; nafsu makan turun;-lesu lemah; muncul gejala kena flu, ingus
keluar dan bersin-bersin. Nama dan
penyebab:Psittacosis/ Virus Miyaga- wanella psittaci.
Pencegahan: Penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves. Tingkatkan daya tahan
burung dengan BirdVit. Pengobatan: BirdBlown, BirdTwitter
2.
Gejala: Nafsu
makan turun; lesu; juga muncul gejala kena flu, ingus keluar dan
bersin-bersin. Nama dan
penyebab: Sinusitis atau coryza/ Virus mycoplasma dan
chlamydia. Pencegahan: Penyemprotan rutin tiap bulan dengan FreshAves. Tingkatkan daya tahan
burung dengan BirdVit.Pengobatan: BirdBlown atau BirdTwitter dan terapi BFA
Penyakit
karena jamur
1.
Gejala: -Sulit
bernafas; serak, suara bahkan sampai hilang, paruh membuka,- lemah, lesu-nafsu
makan turun;-menjulurkan leher. Nama dan
penyebab: Aspergilosis/ Makanan dan tempat yang ditumbuhi
aspergillus fumigatus. Pengobatan: BirdBlown, BirdFresh, BirdTwitter.Pencegahan: Semprot
bulanan dengan FreshAves.
2.
Gejala: -Lesu,
bulu kusam, bagian mulut yang terinfeksi jika dibuka terdapat selaput berwarna
putih kekuningan; sesak nafas.-nafsu makan turun.Nama dan penyebab: Makanan
tercemar jamur Candida albicans. Jamur bisa menyebar sampai ke air sac (kantung
udara). Pengobatan: BirdBlown, BirdFresh, BirdTwitter . Pencegahan:
Semprot bulanan dengan FreshAves.
Penyakit
karena parasit
1.
Gejala: –
Bulu rusak;- Burung gelisah- Suka mematuki bulu sendiri- Kanibal sesamanya;-
Macet berkicau; -Berkicau tidak los suaranya. Nama dan penyebab: Ektoparasit
(parasit yang menyerang dari luar)/Bermacam jenis kutu dan tungau. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: BirdBlown, BirdTwitter/Pemulihan:
BirdFine dan terapi BirdMIneral.
2.
Gejala: Lesu,
nafsu makan turun, berat badan turun; bulu kusam’ bulu rontok belum
waktunya. Nama dan
penyebab: Endoparasit (serangan dari dalam)/ Sejumlah
jenis cacing “Jenis-jenis cacing pengganggu burung”. Pencegahan, Pengobatan dan pemulihan: AscariStop, BirdBlown, BirdTwitterPemulihan:
BirdFine dan terapi BirdMineral
Penyakit
karena stres
Stres
sebenarnya bukan penyakit tetapi burung terlihat ketakutan, atau diam tak
bergerak, tidak mau makan dsb. Stes bisa disebabkan karena perkelahian,
pengang-kutan, penangkapan dll. Pengobatan
dan pemulihan: BirdVit, BirdTwitter, BirdMIneral
.
+JENIS-JENIS CACING PENGGANGGU
BURUNG
Berbagai
jenis cacing beserta akibat yang ditimbulkannya sering kali ditemukan di dalam
tubuh burung. Di antaranya yang banyak dijumpai adalah cacing tenggorokan (Syngamus trachea), cacing
rambut (Capillaria sp.),
cacing gelang (Ascaridia sp.),
dan cacing pita (Cestoda).
1)
Cacing tenggorokan
Gejala:
Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil
menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah
tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2)
Cacing rambut
Gejala:
Tidak ada gejala yang khas. Gejala yang tampak hanyalah burung menderita diare.
Namun, jika seekor burung terkena maka akan menjalar dengan cepat kepada
seluruh penghuni sangkar tersebut sampai akhir-nya dapat mematikan seluruh isi
sangkar tersebut.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat
melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam
tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan
melalui darah burung yang dihisapnya.
3)
Cacing gelang
Gejala:
Serangan cacing ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Akibat serangan cacing
ini dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia) dan keracunannya pada
burung inang oleh ekskresi buangan dari parasit. Demikian juga kebiasaan cacing
ini menggerombol pada satu tempat dapat menyebabkan tersumbatnya usus sehingga
berakibat burung inang mati.
Penyebab:
Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok, merpati, dan unggas.
Tanah
yang terinfeksi cacing dapat dikeduk bagian atasnya kemudian diberikan kapur
pertanian serta disemprot dengan larutan desinfektan, seperti FreshAves.
4)
Cacing pita
Gejala:
Cestodiosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing pita, se-perti Davainea proglottina,
Raillietina sp., Amoebotaenia
sphenoides, danChoanotaenia
infundibulum. Gejala umum yang tampak pada burung yang
terserang cestodiosis adalah lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan),
sedikit diare. Cestodiosis davainea dapat menye-babkan burung tampak selalu
membuka paruhnya seperti kehausan, sedangkan cestodiosis raillietina dapat
menyebabkan bulu burung men-jadi kasar.
Penyebab
penyakit ini adalah cacing pita. Cacing pita yang terpendek adalah Davainea proglottina (0,5
mm—3 mm) dan yang terpanjang adalahRaillietina
tetragona dan R. echinobothrida (25
cm).
Selain
pengobatan terhadap cacing, upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Hewan
perantaranya yaitu lalat dan siput darat perlu dibasmi. Hewan ini dapat
menularkan telur-telur cacing yang dimakan pada inangnya, yaitu unggas dan
burung.
Berbagai
jenis cacing beserta akibat yang ditimbulkannya sering kali ditemukan di dalam
tubuh burung. Di antaranya yang banyak dijumpai adalah cacing tenggorokan (Syngamus trachea), cacing
rambut (Capillaria sp.),
cacing gelang (Ascaridia sp.),
dan cacing pita (Cestoda).
1)
Cacing tenggorokan
Gejala:
Burung tampak batuk-batuk, bersin, dan menggoyang-goyangkan kepala sambil
menghilangkan lendir yang keluar dari lubang hidungnya.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan parasit cacing tenggorokan. Cacing ini hidup di daerah
tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2)
Cacing rambut
Gejala:
Tidak ada gejala yang khas. Gejala yang tampak hanyalah burung menderita diare.
Namun, jika seekor burung terkena maka akan menjalar dengan cepat kepada
seluruh penghuni sangkar tersebut sampai akhir-nya dapat mematikan seluruh isi
sangkar tersebut.
Penyebab:
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cacing rambut. Infeksi cacing dapat
melalui pakan, minuman, dan tanah yang tercemar oleh telur cacing. Di dalam
tubuh inang, cacing hidup pada selaput mukosa usus yang menyerap sari makan
melalui darah burung yang dihisapnya.
3)
Cacing gelang
Gejala:
Serangan cacing ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Akibat serangan cacing
ini dapat menimbulkan penyakit kurang darah (anemia) dan keracunannya pada
burung inang oleh ekskresi buangan dari parasit. Demikian juga kebiasaan cacing
ini menggerombol pada satu tempat dapat menyebabkan tersumbatnya usus sehingga
berakibat burung inang mati.
Penyebab:
Cacing gelang menjadi penyebab sakitnya burung-burung dari suku paruh bengkok, merpati, dan unggas.
Tanah
yang terinfeksi cacing dapat dikeduk bagian atasnya kemudian diberikan kapur
pertanian serta disemprot dengan larutan desinfektan, seperti FreshAves.
4)
Cacing pita
Gejala:
Cestodiosis dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing pita, se-perti Davainea proglottina,
Raillietina sp., Amoebotaenia
sphenoides, danChoanotaenia
infundibulum. Gejala umum yang tampak pada burung yang
terserang cestodiosis adalah lesu, pucat, kurus, anoreksia (tidak mau makan),
sedikit diare. Cestodiosis davainea dapat menye-babkan burung tampak selalu
membuka paruhnya seperti kehausan, sedangkan cestodiosis raillietina dapat
menyebabkan bulu burung men-jadi kasar.
Penyebab
penyakit ini adalah cacing pita. Cacing pita yang terpendek adalah Davainea proglottina (0,5
mm—3 mm) dan yang terpanjang adalahRaillietina
tetragona dan R. echinobothrida (25
cm).
Selain
pengobatan terhadap cacing, upaya pencegahan juga perlu dilakukan. Hewan
perantaranya yaitu lalat dan siput darat perlu dibasmi. Hewan ini dapat
menularkan telur-telur cacing yang dimakan pada inangnya, yaitu unggas dan
burung.
+PENCEGAHAN AGAR BURUNG TIDAK
SAKIT
“Lebih
baik mencegah daripada mengobati” adalah ungkapan yang juga berlaku di dalam
dunia kesehatan burung. tJngkapan itu menjadi penting karena pengobatan pada
burung lebih sulit daripada mamalia. Hal ini berkaitan dengan masih jarangnya
penelitian mengenai kesehatan burung, terutama untuk burung liar, sehingga
belum dapat ditentukan jenis obat yang cocok dan dosis yang tepat bagi setiap
jenis burung. Oleh karena itu, ketentuan untuk pengobatan burung masih
menggunakan ukuran standar yang berlaku pada ayam, yang proporsinya cukup
berbeda dengan burung-burung peliharaan yang umumnya berasal dari alam liar.
Secara umum, beberapa hal berikut perlu diperhatikan dalam perawatan dan
kesehatan burung.
1.
Burung harus dijauhkan dari kondisi-kondisi penyebab stres, misalnya populasi
yang terlalu padat di dalam sangkar atau kemungkinan ada burung yang terlalu
dominan.
2.
Sangkar dijaga supaya tikus dan burung gereja tidak sampai masuk ke dalamnya.
Oleh karena itu, ukuran kawat sangkar harus cukup rapat, spasi tidak lebih dari
2 cm.
3.
Burung harus dihindarkan dari kondisi alam atau cuaca yang terlalu ekstrem,
seperti kepanasan atau kedinginan.
4.
Suplemen vitamin dan mineral harus diberikan secara teratur pada pakannya.
5.
Kebersihan sangkar serta tempat pakan dan minum harus selalu terjaga.
6.
Pakan yang diberikan harus dalam kondisi baik.
7.
Kondisi burung diperiksa sekurang-kurangnya dua kali sehari, pada pagi dan sore
hari.
“Lebih
baik mencegah daripada mengobati” adalah ungkapan yang juga berlaku di dalam
dunia kesehatan burung. tJngkapan itu menjadi penting karena pengobatan pada
burung lebih sulit daripada mamalia. Hal ini berkaitan dengan masih jarangnya
penelitian mengenai kesehatan burung, terutama untuk burung liar, sehingga
belum dapat ditentukan jenis obat yang cocok dan dosis yang tepat bagi setiap
jenis burung. Oleh karena itu, ketentuan untuk pengobatan burung masih
menggunakan ukuran standar yang berlaku pada ayam, yang proporsinya cukup
berbeda dengan burung-burung peliharaan yang umumnya berasal dari alam liar.
Secara umum, beberapa hal berikut perlu diperhatikan dalam perawatan dan
kesehatan burung.
1.
Burung harus dijauhkan dari kondisi-kondisi penyebab stres, misalnya populasi
yang terlalu padat di dalam sangkar atau kemungkinan ada burung yang terlalu
dominan.
2.
Sangkar dijaga supaya tikus dan burung gereja tidak sampai masuk ke dalamnya.
Oleh karena itu, ukuran kawat sangkar harus cukup rapat, spasi tidak lebih dari
2 cm.
3.
Burung harus dihindarkan dari kondisi alam atau cuaca yang terlalu ekstrem,
seperti kepanasan atau kedinginan.
4.
Suplemen vitamin dan mineral harus diberikan secara teratur pada pakannya.
5.
Kebersihan sangkar serta tempat pakan dan minum harus selalu terjaga.
6.
Pakan yang diberikan harus dalam kondisi baik.
7.
Kondisi burung diperiksa sekurang-kurangnya dua kali sehari, pada pagi dan sore
hari.
+KASUS PENYAKIT UMUM SAAT INI DAN
CARA PENANGANANNYA
+(1). BURUNG MAKAN BULU SENDIRI
Ada
beberapa kemungkinan burung matukin bulu sendiri.
Perilaku
mematuki bulu sendiri ada yang normal dan tidak normal.
1.
Perilaku yang normal biasanya dilakukan sehabis mandi atau ketika burung ingin
mandi dalam rangka berhias diri dan merapikan bulu-bulunya. Bulu yang tidak
sehat atau patah-patah biasanya secara naluriah akan dibuang burung dengan cara
mencabutnya.
2.
Perilaku yang tidak normal. Hal ini akan menyebabkan burung botak-botak karena
berlebihan. Hal ini disebabkan banyak kemungkinan.
a.
Anda menempatkan burung barangkali di tempat yang terlalu kering udaranya.
Cobalah dua hari sekali terutama pada waktu udara panas, burung disirami air
bersih dengan menggunakan hand sprayer. Semprotkanlah pada burung dan sekitar
kurungannya, tetapi jangan sampai burung ketakutan. Jadi penyemprotan dilakukan
pelan-pelan dengan semprotan halus seakan-akan air hujan sepoi-sepoi basah.
b.
Mungkin burung tersebut kekurangan suatu macam vitamin dan mineral, juga
mineral oil. Pemberian vitamin dapat dilakukan dengan memasukkan ke dalam pakan
atau air minum burung tergantung bentuk vitamin dan mineral yang diberikan.
c.
Mungkin karena adanya ektoparasit, yaitu kutu mite dan flea. Untuk mengatasinya
coba semprot dengan hati-hati menggunakan insketisida yang bahan aktifnya
pyrethrine.
d.
Barangkali kandang kurang ventilasi dan sinar matahari. Upayakan untuk
memperbaiki ventilasi dan pemasukan sinar ultarviolet.
Nah
itu adalah jawaban seorang dokter hewan. Kalau saran saya, untuk vitamin dan
mineralnya ya tentu saya sarankan BirdVit, atau BirdVina (produk baru Om Kicau
yang belum dilaunching secara luas tetapi sudah terbukti dan teruji di
lapangan).
BirdVina
merupakan cairan yang berisis semua vitamin yang dibutuhkan burung sekaligus
trace mineral.
Mengapa
saya menyarankan produk itu?
1.
Karena saya tahu persis kandungannya dan tidak menyebut produk lain karena saya
tidak tahu kandungan persisnya.
2.
Om Dwi, penangkar lovebird Jogja sukses
memulihkan bulu2 LBnya yang makan bulu sendiri dengan terapi vitamin dan
mineral sejenis.
Untuk
obat semprot kutu dan ekstoparasit lainnya saya menyarankan menggunakan Fresh
Aves. Mengapa? Karena kandungan zat aktif FreshAves adalah permethrine, yakni
salah satu keluarga dari senyawa kimia pyrethrine (permethrine, it belongs to
the family of synthetic chemicals called pyrethroids… wikipedia).
DAN
SAYA BERANI MENJAMIN bahwa FreshAves tidak dicampur dengan removal agar obat
mudah merasuk ke bulu burung, sebab removal terbukti melunturkan lapisan
lilin/tanduk burung sehingga membuat bulu rusak.
Catatan:
Lakukan
keseluruhan cara mengatasi persoalan bulu pada LB Anda (soal penempatan
kandang, semprot, pemberian vitamin-mineral dan pembasmian kutu dll) secara
simultan. Dengan demikian bisa diharapkan hasil yang maksimal.
Ada
beberapa kemungkinan burung matukin bulu sendiri.
Perilaku
mematuki bulu sendiri ada yang normal dan tidak normal.
1.
Perilaku yang normal biasanya dilakukan sehabis mandi atau ketika burung ingin
mandi dalam rangka berhias diri dan merapikan bulu-bulunya. Bulu yang tidak
sehat atau patah-patah biasanya secara naluriah akan dibuang burung dengan cara
mencabutnya.
2.
Perilaku yang tidak normal. Hal ini akan menyebabkan burung botak-botak karena
berlebihan. Hal ini disebabkan banyak kemungkinan.
a.
Anda menempatkan burung barangkali di tempat yang terlalu kering udaranya.
Cobalah dua hari sekali terutama pada waktu udara panas, burung disirami air
bersih dengan menggunakan hand sprayer. Semprotkanlah pada burung dan sekitar
kurungannya, tetapi jangan sampai burung ketakutan. Jadi penyemprotan dilakukan
pelan-pelan dengan semprotan halus seakan-akan air hujan sepoi-sepoi basah.
b.
Mungkin burung tersebut kekurangan suatu macam vitamin dan mineral, juga
mineral oil. Pemberian vitamin dapat dilakukan dengan memasukkan ke dalam pakan
atau air minum burung tergantung bentuk vitamin dan mineral yang diberikan.
c.
Mungkin karena adanya ektoparasit, yaitu kutu mite dan flea. Untuk mengatasinya
coba semprot dengan hati-hati menggunakan insketisida yang bahan aktifnya
pyrethrine.
d.
Barangkali kandang kurang ventilasi dan sinar matahari. Upayakan untuk
memperbaiki ventilasi dan pemasukan sinar ultarviolet.
Nah
itu adalah jawaban seorang dokter hewan. Kalau saran saya, untuk vitamin dan
mineralnya ya tentu saya sarankan BirdVit, atau BirdVina (produk baru Om Kicau
yang belum dilaunching secara luas tetapi sudah terbukti dan teruji di
lapangan).
BirdVina
merupakan cairan yang berisis semua vitamin yang dibutuhkan burung sekaligus
trace mineral.
Mengapa
saya menyarankan produk itu?
1.
Karena saya tahu persis kandungannya dan tidak menyebut produk lain karena saya
tidak tahu kandungan persisnya.
2.
Om Dwi, penangkar lovebird Jogja sukses
memulihkan bulu2 LBnya yang makan bulu sendiri dengan terapi vitamin dan
mineral sejenis.
Untuk
obat semprot kutu dan ekstoparasit lainnya saya menyarankan menggunakan Fresh
Aves. Mengapa? Karena kandungan zat aktif FreshAves adalah permethrine, yakni
salah satu keluarga dari senyawa kimia pyrethrine (permethrine, it belongs to
the family of synthetic chemicals called pyrethroids… wikipedia).
DAN
SAYA BERANI MENJAMIN bahwa FreshAves tidak dicampur dengan removal agar obat
mudah merasuk ke bulu burung, sebab removal terbukti melunturkan lapisan
lilin/tanduk burung sehingga membuat bulu rusak.
Catatan:
Lakukan
keseluruhan cara mengatasi persoalan bulu pada LB Anda (soal penempatan
kandang, semprot, pemberian vitamin-mineral dan pembasmian kutu dll) secara
simultan. Dengan demikian bisa diharapkan hasil yang maksimal.
+(2) KAKI BERKERAK, BENGKAK KENA
CACAR
Benjolan
seperti daging tumbuh, baik besar atau kecil, kasar (berkeropeng) maupun halus,
sering kita jumpai pada bagian tubuh burung dan merpati. Kalau Anda menemui
hal seperti, baik di ruas kaki, muka, dekat paruh, dan beberapa bagian lain
yang terbuka, atau bahkan di dalam mulut burung, tidak perlu panik meski harus
segera melakukan tindakan pengobatan.
Pada
burung kenari misalnya, sering
tumbuh daging sebesar jewawut di sekitar paruh dan atau sekitar matanya. Pada
burung merpati misalnya, sering kita jumpai bejolan daging tumbuh di dekat
dubur, di sekitar paruh bahkan di dalam mulutnya.
Cacar
Untuk
benjolan kecil seperti yang tumbuh pada burung kenari, itulah yang sering
disebut pox (cacar burung). Karena tumbuh di kenari, maka disebut canary pox.
Kalau dia tumbuh pada burung merpati, disebut pigeon pox. Gejala lain yang
muncul bisa berupa kutil di sudut mulut dan kaki, tetapi paling fatal akibatnya
adalah jika tumbuh di saluran pernafasan (dipteri).
Penyakit
ini disebabkan oleh virus
cacar (avian poxvirus).
Untuk
mengatasi hal ini, bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Karena canary pox disebabkan oleh virus dan dapat ditularkan oleh nyamuk, maka
kurungan perlu diselimuti dan diisolasi.
2.
Untuk mengantisipasi infeksi sekunder, olesi benjolan-benjolan tersebut dengan BirdCream sehari
sekali selama sepakan.
Tumor
Ada
juga benjolan, bahkan bisa berada di dalam mulut, yang bukan disebabkan oleh
cacar, tetapi oleh adanya papilomatosis atau tumor tidak ganas pada kulit. Pada
kasus lain, bisa jadi itu disebabkan oleh adanya infeksi sejenis jamur yang
disebut Candida albicans.
Potongan
hasil operasi papilomatosis. Foto dari http://clinicpsmgroup.blogspot.in.
Dalam
kasus-kasus tersebut, perlu dilakukan:
1.
Bagian yang mati atau membusuk dipotong (hati-hati apabila ada pendarahan),
kemudian ditotol-totol dengan BirdCream.
Lakukan pengolesan setiap hari sampai sembuh.
2.
Berikan obat BirdBlown dengan
cara pemakaian seperti disebutkan dalam brosur.
3.
Burung sebaiknya dipisahkan untuk keperluan perawatan dan pemberian pakan
bergizi baik, dengan kandungan vitamin
dan mineral yang tinggi. Jika burung kesulitan makan,
maka pakan bisa kita lolohkan.
Candida
Albicans
Seperti
disebutkan di atas, infeksi pada mulut atau juga saluran pencernaan lain hingga
sampai dubur, bisa disebabkan oleh adanya infeksi Candida Albicans. Candida
albicans adalah jamur yang biasa tumbuh pada lingkungan yang memungkinkan dan
pada burung bisa mempengaruhi saluran pencernaan.
Saluran
pencernaan, daerah rawan serangan candida albicans.
Seperti
disebutkan dalam pethealthna.lifelearn.com, hal itu merupakan penyebab
umum dari apa yang disebut “sour crop” atau “crop infection” (ingluvitis),
terutama pada burung muda. Penyebaran bisa melalui burung dewasa, air,
lingkungan yang terkontaminasi dan tangan manusia yang memberikan pakan. Bahkan
pemelihara burung, bisa sudah terinfeksi jamur ini, yang dikenal sebagai
infeksi ragi atau jamur.
Candida
dapat menjadi penyebab primer atau sekunder dari terjadinya infeksi. Candida
dalam jumlah kecil, biasanya dianggap sebagai penghuni umum/normal pada saluran
pencernaan burung. Gangguan atau ketidakseimbangan populasi bakteri di saluran
pencernaan bisa menyebabkan pertumbuhan cepat dari Candida.
Menangani
infeksi candida dapat digunakan obat antijamur. Atau lakukan pengobatan dengan
mycostatin. Namun demikian akan labih baik jika hal itu dilakukan pula dengan
melakukan sanitasi memakai FreshAves,
menjaga kebersihan kebersihan makanan dan lingkungan burung Anda.
Benjolan
seperti daging tumbuh, baik besar atau kecil, kasar (berkeropeng) maupun halus,
sering kita jumpai pada bagian tubuh burung dan merpati. Kalau Anda menemui
hal seperti, baik di ruas kaki, muka, dekat paruh, dan beberapa bagian lain
yang terbuka, atau bahkan di dalam mulut burung, tidak perlu panik meski harus
segera melakukan tindakan pengobatan.
Pada
burung kenari misalnya, sering
tumbuh daging sebesar jewawut di sekitar paruh dan atau sekitar matanya. Pada
burung merpati misalnya, sering kita jumpai bejolan daging tumbuh di dekat
dubur, di sekitar paruh bahkan di dalam mulutnya.
Cacar
Untuk
benjolan kecil seperti yang tumbuh pada burung kenari, itulah yang sering
disebut pox (cacar burung). Karena tumbuh di kenari, maka disebut canary pox.
Kalau dia tumbuh pada burung merpati, disebut pigeon pox. Gejala lain yang
muncul bisa berupa kutil di sudut mulut dan kaki, tetapi paling fatal akibatnya
adalah jika tumbuh di saluran pernafasan (dipteri).
Penyakit
ini disebabkan oleh virus
cacar (avian poxvirus).
Untuk
mengatasi hal ini, bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Karena canary pox disebabkan oleh virus dan dapat ditularkan oleh nyamuk, maka
kurungan perlu diselimuti dan diisolasi.
2.
Untuk mengantisipasi infeksi sekunder, olesi benjolan-benjolan tersebut dengan BirdCream sehari
sekali selama sepakan.
Tumor
Ada
juga benjolan, bahkan bisa berada di dalam mulut, yang bukan disebabkan oleh
cacar, tetapi oleh adanya papilomatosis atau tumor tidak ganas pada kulit. Pada
kasus lain, bisa jadi itu disebabkan oleh adanya infeksi sejenis jamur yang
disebut Candida albicans.
Potongan
hasil operasi papilomatosis. Foto dari http://clinicpsmgroup.blogspot.in.
Dalam
kasus-kasus tersebut, perlu dilakukan:
1.
Bagian yang mati atau membusuk dipotong (hati-hati apabila ada pendarahan),
kemudian ditotol-totol dengan BirdCream.
Lakukan pengolesan setiap hari sampai sembuh.
2.
Berikan obat BirdBlown dengan
cara pemakaian seperti disebutkan dalam brosur.
3.
Burung sebaiknya dipisahkan untuk keperluan perawatan dan pemberian pakan
bergizi baik, dengan kandungan vitamin
dan mineral yang tinggi. Jika burung kesulitan makan,
maka pakan bisa kita lolohkan.
Candida
Albicans
Seperti
disebutkan di atas, infeksi pada mulut atau juga saluran pencernaan lain hingga
sampai dubur, bisa disebabkan oleh adanya infeksi Candida Albicans. Candida
albicans adalah jamur yang biasa tumbuh pada lingkungan yang memungkinkan dan
pada burung bisa mempengaruhi saluran pencernaan.
Saluran
pencernaan, daerah rawan serangan candida albicans.
Seperti
disebutkan dalam pethealthna.lifelearn.com, hal itu merupakan penyebab
umum dari apa yang disebut “sour crop” atau “crop infection” (ingluvitis),
terutama pada burung muda. Penyebaran bisa melalui burung dewasa, air,
lingkungan yang terkontaminasi dan tangan manusia yang memberikan pakan. Bahkan
pemelihara burung, bisa sudah terinfeksi jamur ini, yang dikenal sebagai
infeksi ragi atau jamur.
Candida
dapat menjadi penyebab primer atau sekunder dari terjadinya infeksi. Candida
dalam jumlah kecil, biasanya dianggap sebagai penghuni umum/normal pada saluran
pencernaan burung. Gangguan atau ketidakseimbangan populasi bakteri di saluran
pencernaan bisa menyebabkan pertumbuhan cepat dari Candida.
Menangani
infeksi candida dapat digunakan obat antijamur. Atau lakukan pengobatan dengan
mycostatin. Namun demikian akan labih baik jika hal itu dilakukan pula dengan
melakukan sanitasi memakai FreshAves,
menjaga kebersihan kebersihan makanan dan lingkungan burung Anda.
+(3) BURUNG TIBA-TIBA LUMPUH
Saat
ini banyak ditemui kasus burung tiba-tiba seperti lumpuh, lemah tidak bertenaga
dan hanya nyekukruk di dasar sangkar, meski kalau diberi makan dia masih mau
menyantapnya.
Kalau
kondisi seperti ini, biasanya antibiotik tidak bisa membantu. Burung seperti
itu pada awalnya bukan disebabkan terkena serangan mikroba dan karenanya tidak
memerlukan antibiotik untuk pengobatannya.
Hal
seperti itu umumnya disebabkan burung kekurangan asupan mineral, khususnya
kalsium. Kekurangan salah satu mineral akan membuat burung ngerdop karena tanpa
mineral yang cukup, maka vitamin dan makanan lain tidak akan terolah dengan
baik di dalam sistem pencernaan dan metabolisme burung.
Ketika
burung kondisi ngedrop, maka muncullah anemia. Burung sangat lemas tidak
bertenaga.
Hal
pertama yang perlu dilakukan adalah mengatasi anemianya dengan memberikan
vitamin B12. Karena tidak ada preparat tunggal B12, Om bisa memberikan vitamin
B complex atau multivitamin lainnya dengan kandungan B12 yang besar.
Pada
saat yang sama, burung harus tetap mendapatkan asupan makanan yang baik. Hanya
saja, selama sistem pencernaannya belum berfungsi normal, akan sulit bagi dia
mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup.
Jika
burung masih mau makan dan dia adalah pemakan serangga, berikan saja kroto
dengan ditaburi multivitamin, misalnya BirdVit. Multivitamin yang
dilarutkan ke air dan berharap burung mau meminumnya adalah pekerjaan yang
sia-sia karena yang terminum hanya sedikit.
PERHATIAN:
Usahakan
pemberian apapun supaya masuk ke dalam pencernaan burung tidak dengan cara
dipegang. Sebab, burung dalam kondisi drop, jika dipegang akan seperti
tersentak karena tidak punya labirin dan hal ini bisa menyebabkan kematian.
Drh
Jatrmiko Jogja pernah mengatakan kepada saya, untuk memberi asupan pakan burung
seperti ini usahakan dengan menggunakan injeksi yang ujungnya diganti dengan
selang kecil. Tetes-teteskan apa yang kita harapkan dikonsumsi burung itu di
atas paruh dengan harapan ada bagian yang masuk ke mulut burung dan terminum.
Repot
memang, tetapi itulah cara terbaik yang pernah disarankan dokter hewan.
Drh
Dharmojono, konsultan perburungan di majalah Infovet pernah menulis, burung
dalam kondisi sakit, jika tertekan di bagian dada bisa langsung tersedak dan
mati di tangan kita.
Saat
ini banyak ditemui kasus burung tiba-tiba seperti lumpuh, lemah tidak bertenaga
dan hanya nyekukruk di dasar sangkar, meski kalau diberi makan dia masih mau
menyantapnya.
Kalau
kondisi seperti ini, biasanya antibiotik tidak bisa membantu. Burung seperti
itu pada awalnya bukan disebabkan terkena serangan mikroba dan karenanya tidak
memerlukan antibiotik untuk pengobatannya.
Hal
seperti itu umumnya disebabkan burung kekurangan asupan mineral, khususnya
kalsium. Kekurangan salah satu mineral akan membuat burung ngerdop karena tanpa
mineral yang cukup, maka vitamin dan makanan lain tidak akan terolah dengan
baik di dalam sistem pencernaan dan metabolisme burung.
Ketika
burung kondisi ngedrop, maka muncullah anemia. Burung sangat lemas tidak
bertenaga.
Hal
pertama yang perlu dilakukan adalah mengatasi anemianya dengan memberikan
vitamin B12. Karena tidak ada preparat tunggal B12, Om bisa memberikan vitamin
B complex atau multivitamin lainnya dengan kandungan B12 yang besar.
Pada
saat yang sama, burung harus tetap mendapatkan asupan makanan yang baik. Hanya
saja, selama sistem pencernaannya belum berfungsi normal, akan sulit bagi dia
mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup.
Jika
burung masih mau makan dan dia adalah pemakan serangga, berikan saja kroto
dengan ditaburi multivitamin, misalnya BirdVit. Multivitamin yang
dilarutkan ke air dan berharap burung mau meminumnya adalah pekerjaan yang
sia-sia karena yang terminum hanya sedikit.
PERHATIAN:
Usahakan
pemberian apapun supaya masuk ke dalam pencernaan burung tidak dengan cara
dipegang. Sebab, burung dalam kondisi drop, jika dipegang akan seperti
tersentak karena tidak punya labirin dan hal ini bisa menyebabkan kematian.
Drh
Jatrmiko Jogja pernah mengatakan kepada saya, untuk memberi asupan pakan burung
seperti ini usahakan dengan menggunakan injeksi yang ujungnya diganti dengan
selang kecil. Tetes-teteskan apa yang kita harapkan dikonsumsi burung itu di
atas paruh dengan harapan ada bagian yang masuk ke mulut burung dan terminum.
Repot
memang, tetapi itulah cara terbaik yang pernah disarankan dokter hewan.
Drh
Dharmojono, konsultan perburungan di majalah Infovet pernah menulis, burung
dalam kondisi sakit, jika tertekan di bagian dada bisa langsung tersedak dan
mati di tangan kita.
+(4) BURUNG TERKENA SNOT
Gejala
dan tanda-tandanya sebagai berikut:
-
Mata Love Bird berair dan seperti selalu menangis.
-
Burung yang sakit selalu menggosok-gosokkan matanya ke tangkringan.
-
Mata membengkak dan memerah disekitar kelopak mata bagian luar.
-
Kotoran (feses) berwarna tidak normal, putih encer dan berbau tidak sedap.
-
Nafsu makan turun drastis. Sehingga burung kurus, lemah dan selalu mengantuk.
-
Dalam dua minggu, burung burung yang sakit tersebut mati.
Penyebab
1.
Kandang yang tidak bersih.
2.
Sirkulasi udara yang buruk.
3.
Penggunaan obat antibiotika yang tidak tepat.
Solusi
yang kita berikan adalah:
a.
Selalu bersihkan kandang secara rutin dan berkala.
b.
Semprot kandang dan semua ornamen kandang dengan disinfektan seperti FreshAves.
c.
Perkuat daya tahan tubuh burung (imum) dengan pemberian multivitamin dan
multimineral yang bermutu baik, seperti BirdVit.
d.
Untuk burung yang sakit, segera obati dengan obat StopSnot.
Penggunaan StopSnot dilakukan
sesuai petunjuk yang diberikan pada brosur. Selama pengobatan, burung
ditempatkan di sangkar yang diberi lampu sebagai penghangat. Selain itu, sehari
sekali, bagian yang bengkak diusap-usap perlahan dengan kain lembut yang
dibasahi dengan air hangat.
Gejala
dan tanda-tandanya sebagai berikut:
-
Mata Love Bird berair dan seperti selalu menangis.
-
Burung yang sakit selalu menggosok-gosokkan matanya ke tangkringan.
-
Mata membengkak dan memerah disekitar kelopak mata bagian luar.
-
Kotoran (feses) berwarna tidak normal, putih encer dan berbau tidak sedap.
-
Nafsu makan turun drastis. Sehingga burung kurus, lemah dan selalu mengantuk.
-
Dalam dua minggu, burung burung yang sakit tersebut mati.
Penyebab
1.
Kandang yang tidak bersih.
2.
Sirkulasi udara yang buruk.
3.
Penggunaan obat antibiotika yang tidak tepat.
Solusi
yang kita berikan adalah:
a.
Selalu bersihkan kandang secara rutin dan berkala.
b.
Semprot kandang dan semua ornamen kandang dengan disinfektan seperti FreshAves.
c.
Perkuat daya tahan tubuh burung (imum) dengan pemberian multivitamin dan
multimineral yang bermutu baik, seperti BirdVit.
d.
Untuk burung yang sakit, segera obati dengan obat StopSnot.
Penggunaan StopSnot dilakukan
sesuai petunjuk yang diberikan pada brosur. Selama pengobatan, burung
ditempatkan di sangkar yang diberi lampu sebagai penghangat. Selain itu, sehari
sekali, bagian yang bengkak diusap-usap perlahan dengan kain lembut yang
dibasahi dengan air hangat.
+(5) BURUNG SERAK, KEHILANGAN
SUARA KARENA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
A.
Psittacosis
Psittacosis
adalah salah satu penyebab burung serak atau bahkan kehilangan suara. Menurut
dokumentasi dalam New South Wales Multicultural Health Communication Service
(mhcs.health.nsw.gov.au) psittacosis adalah penyakit langka yang biasanya
ditularkan burung kepada manusia dan disebabkan oleh kuman yang bernama Chlamydia psittaci.
Bagaimana
penyebaran penyakit ini?
Pada
umumnya infeksi terjadi kalau orang menghirup kumannya – biasanya dari kotoran
kering burung yang terkena infeksi. Orang juga dapat terkena karena berciuman
‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani bulu dan sel badan burung yang
terkena penyakit. Tidak ada bukti bahwa Psittacosis menular di antara sesama
manusia.
Semua
jenis burung rentan terhadap infeksi tapi yang dipelihara (misalnya beo, betet
dan kakaktua) dan unggas (kalkun dan bebek) adalah yang paling sering
menularkan penyakit ini pada manusia.
Bagimana
gejala psittacosis?
Selang
waktu dari burung yang terkena kuman dan perkembangan gejalanya tidak menentu,
yakni antara 4-15 hari.
Burung
yang terkena serangan ini kadang tidak menunjukkan tanda yang signifikan karena
burung hanya terlihat lesu kehilangan suara atau serak. Pada banyak kasus,
burung juga bersin-bersin atau batuk bahkan sulit bernafas, beringus, dan
kadang juga disertai mencret.
Menangani
serak dan hilang suara pada burung
Pisahkan
burung dari burung yang lain agar tidak menularkan penyakit ini lalu diobati
dengan antibiotika dan kuman di sangkarnya dibasmi.
Untuk
obat bagi burung yang terkena serangan psittacosis atau terkena serak dan
hilang suara bisa diberikan BirdBlown secara
teratur dan konsisten sesuai penjelasan dalam brosur.
Lakukan
pembasmian semua parasit dan jamur serta mikroba di sekitar lingkungan burung
dengan FreshAves.
B.
Infeksi lain saluran pernafasan
Selain
serak atau hilang suara karena psittacosis, serangan parasit dan mikroba lain
di saluran pernafasan juga akan menyebabkan burung serak atau kehilangan suara.
Untuk
pengobatan secara cepat, bisa digunakan BirdTwitter. BirdTwitter
adalah larutan oral yang mengandung zat antiparasit baik ekstro maupun endo
penyebab burung serak, sesak nafas dan macet bunyi.
A.
Psittacosis
Psittacosis
adalah salah satu penyebab burung serak atau bahkan kehilangan suara. Menurut
dokumentasi dalam New South Wales Multicultural Health Communication Service
(mhcs.health.nsw.gov.au) psittacosis adalah penyakit langka yang biasanya
ditularkan burung kepada manusia dan disebabkan oleh kuman yang bernama Chlamydia psittaci.
Bagaimana
penyebaran penyakit ini?
Pada
umumnya infeksi terjadi kalau orang menghirup kumannya – biasanya dari kotoran
kering burung yang terkena infeksi. Orang juga dapat terkena karena berciuman
‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani bulu dan sel badan burung yang
terkena penyakit. Tidak ada bukti bahwa Psittacosis menular di antara sesama
manusia.
Semua
jenis burung rentan terhadap infeksi tapi yang dipelihara (misalnya beo, betet
dan kakaktua) dan unggas (kalkun dan bebek) adalah yang paling sering
menularkan penyakit ini pada manusia.
Bagimana
gejala psittacosis?
Selang
waktu dari burung yang terkena kuman dan perkembangan gejalanya tidak menentu,
yakni antara 4-15 hari.
Burung
yang terkena serangan ini kadang tidak menunjukkan tanda yang signifikan karena
burung hanya terlihat lesu kehilangan suara atau serak. Pada banyak kasus,
burung juga bersin-bersin atau batuk bahkan sulit bernafas, beringus, dan
kadang juga disertai mencret.
Menangani
serak dan hilang suara pada burung
Pisahkan
burung dari burung yang lain agar tidak menularkan penyakit ini lalu diobati
dengan antibiotika dan kuman di sangkarnya dibasmi.
Untuk
obat bagi burung yang terkena serangan psittacosis atau terkena serak dan
hilang suara bisa diberikan BirdBlown secara
teratur dan konsisten sesuai penjelasan dalam brosur.
Lakukan
pembasmian semua parasit dan jamur serta mikroba di sekitar lingkungan burung
dengan FreshAves.
B.
Infeksi lain saluran pernafasan
Selain
serak atau hilang suara karena psittacosis, serangan parasit dan mikroba lain
di saluran pernafasan juga akan menyebabkan burung serak atau kehilangan suara.
Untuk
pengobatan secara cepat, bisa digunakan BirdTwitter. BirdTwitter
adalah larutan oral yang mengandung zat antiparasit baik ekstro maupun endo
penyebab burung serak, sesak nafas dan macet bunyi.
+(6) BURUNG KURANG GACOR DAN
KURANG POWER
Burung
yang kurang gacor padahal kondisi
fisik terlihat bagus, dalam banyak hal memang bukan karena terserang penyakit.
Namun hal itu disebabkan karena kurang maksimalnya kerja sistem metabolisme
tubuh. Ada pula hal itu disebabkan karena burung kurang birahi, atau sedang
dalam masa rekondisi sehabis mabung, atau bisa juga kegemukan.
Berikut
ini beberapa penyebab burung kurang gacor dan cara
mengatasinya:
1.
Tidak gacor karena kegemukan
sehabis masa mabung, bisa gunakan BirdSlim. BirdSlim adalah larutan
oral yang mengandung Carnitine HCL, Sorbitol, Magnesium Sulfat dan Extract
Vegetable untuk memecah lemak pada burung yang kegemukan tetapi menjagi nafsu
makan tetap terjaga, memperbaiki efisiensi pakan, mengatasi stress karena
temperature panas dan penyakit, penyedia energy, meningkatkan pertumbuhan dan
reproduksi, memperbaiki fungsi hati dan ginjal serta menjaga kondisi fit pada
burung.
2.
Tidak gacor karena pada dasarnya kekurangan asupan pakan yang seimbang. Burung
yang terlihat sehat, langsing, tetapi tidak gacor atau selalu nggembos di
tengah jalan jika ditrek, bisa diatasi dengan pemberian BirdPower. BirdPower mengandung ATP
dan vitamin lengkap serta mineral yang memang ditujukan untuk membuat burung
gacor dan fit.
3.
Bisa jadi karena memang “mentalnya” kurang bagus dalam artian tidak memiliki
sifat dominan sehingga melempem jika ketemu lawan di lapangan atau ketika di
trek di arena latberan atau lomba.
Untuk
mengatasi hal itu, bisa gunakan TestoBird dan/atau
TestoBirdBooster. Untuk penjelasan apa itu TetsoBird dan TestoBirdBooster
termasuk cara kerjanya, silakan cek artikel Hormon testosteron pemicu revolusi
perawatan burung kicauan: Hot Topic.
Burung
yang kurang gacor padahal kondisi
fisik terlihat bagus, dalam banyak hal memang bukan karena terserang penyakit.
Namun hal itu disebabkan karena kurang maksimalnya kerja sistem metabolisme
tubuh. Ada pula hal itu disebabkan karena burung kurang birahi, atau sedang
dalam masa rekondisi sehabis mabung, atau bisa juga kegemukan.
Berikut
ini beberapa penyebab burung kurang gacor dan cara
mengatasinya:
1.
Tidak gacor karena kegemukan
sehabis masa mabung, bisa gunakan BirdSlim. BirdSlim adalah larutan
oral yang mengandung Carnitine HCL, Sorbitol, Magnesium Sulfat dan Extract
Vegetable untuk memecah lemak pada burung yang kegemukan tetapi menjagi nafsu
makan tetap terjaga, memperbaiki efisiensi pakan, mengatasi stress karena
temperature panas dan penyakit, penyedia energy, meningkatkan pertumbuhan dan
reproduksi, memperbaiki fungsi hati dan ginjal serta menjaga kondisi fit pada
burung.
2.
Tidak gacor karena pada dasarnya kekurangan asupan pakan yang seimbang. Burung
yang terlihat sehat, langsing, tetapi tidak gacor atau selalu nggembos di
tengah jalan jika ditrek, bisa diatasi dengan pemberian BirdPower. BirdPower mengandung ATP
dan vitamin lengkap serta mineral yang memang ditujukan untuk membuat burung
gacor dan fit.
3.
Bisa jadi karena memang “mentalnya” kurang bagus dalam artian tidak memiliki
sifat dominan sehingga melempem jika ketemu lawan di lapangan atau ketika di
trek di arena latberan atau lomba.
Untuk
mengatasi hal itu, bisa gunakan TestoBird dan/atau
TestoBirdBooster. Untuk penjelasan apa itu TetsoBird dan TestoBirdBooster
termasuk cara kerjanya, silakan cek artikel Hormon testosteron pemicu revolusi
perawatan burung kicauan: Hot Topic.
+(7) GANGGUAN REPRODUKSI: TIDAK
SEGERA JODOH, TIDAK BERTELUR, TELUR GAGAL MENETAS
Gangguan
reproduksi memang bukan suatu “penyakit”. Jika
burung Anda terlihat sehat dan fit tetapi tidak juga segera jodoh ketika
dijodohkan, tidak juga bertelur meski sudah terlihat jodoh, atau terjadi
perkawinan tetapi telur kosong melulu, maka hal itu pertanda bahwa burung Anda
kekurangan hormon reproduksi.
Pada
burung jantan, hal itu bisa diatasi dengan pemberian hormon stimulan reproduksi
berupa hormon testosteron, untuk memacu kerja testis menghasilkan testosteron
dalam jumlah yang cukup untuk berlangsungnya reproduksi.
Sementara
untuk burung betina perlu diberi hormon perangsang pada kerja kelenjar estrogen
agar burung betina siap dibuahi dan sukses dalam pembuahan.
Dalam
taraf penjodohan, Anda bisa menggunakan BirdMature atau untuk burung
yang sangat bermasalah dalam penjodohan Anda bisa memberikan BirdHormon. BirdHormon adalah
testomin untuk burung jantan dan betina yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan
pilihan yang diekstrak secara modern.
Gangguan
reproduksi memang bukan suatu “penyakit”. Jika
burung Anda terlihat sehat dan fit tetapi tidak juga segera jodoh ketika
dijodohkan, tidak juga bertelur meski sudah terlihat jodoh, atau terjadi
perkawinan tetapi telur kosong melulu, maka hal itu pertanda bahwa burung Anda
kekurangan hormon reproduksi.
Pada
burung jantan, hal itu bisa diatasi dengan pemberian hormon stimulan reproduksi
berupa hormon testosteron, untuk memacu kerja testis menghasilkan testosteron
dalam jumlah yang cukup untuk berlangsungnya reproduksi.
Sementara
untuk burung betina perlu diberi hormon perangsang pada kerja kelenjar estrogen
agar burung betina siap dibuahi dan sukses dalam pembuahan.
Dalam
taraf penjodohan, Anda bisa menggunakan BirdMature atau untuk burung
yang sangat bermasalah dalam penjodohan Anda bisa memberikan BirdHormon. BirdHormon adalah
testomin untuk burung jantan dan betina yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan
pilihan yang diekstrak secara modern.
+(8). MOLTING ATAU MABUNG TIDAK
TUNTAS, SULIT MOLTING, BULU BOTAK TIDAK SEGERA TUMBUH
Sulit
mabung:
Jika
burung Anda tidak segara mabung padahal seharusnya sudah terjadi, maka bisa
diduga hal itu disebabkan burung kekurangan mineral untuk berlangsungnya proses
molting secara wajar.
Untuk
memulai proses molting (agar bulu segara rontok) Anda bisa menggunakan BirdMolt-Pre. PreMolt
berisi 3 mineral esensial yang diperlukan untuk membuka pori-pori kulit di
sekitar pangkal bulu sehingga bulu mudah terlepas.
Bulu
sulit tumbuh atau botak:
Jika
burung Anda botak sehabis terkena serangan kutu (baik mite ataupun flea) atau lambat
dalam pertumbuhan bulu, Anda bisa menggunakan BirdMolt-Post. BirdMolt-Post
berisi multivitamin dan mineral yang membantu pembentukan metionin dan sistin
yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bulu.
Penyakit pada Burung yang lain antara lain :
Sulit
mabung:
Jika
burung Anda tidak segara mabung padahal seharusnya sudah terjadi, maka bisa
diduga hal itu disebabkan burung kekurangan mineral untuk berlangsungnya proses
molting secara wajar.
Untuk
memulai proses molting (agar bulu segara rontok) Anda bisa menggunakan BirdMolt-Pre. PreMolt
berisi 3 mineral esensial yang diperlukan untuk membuka pori-pori kulit di
sekitar pangkal bulu sehingga bulu mudah terlepas.
Bulu
sulit tumbuh atau botak:
Jika
burung Anda botak sehabis terkena serangan kutu (baik mite ataupun flea) atau lambat
dalam pertumbuhan bulu, Anda bisa menggunakan BirdMolt-Post. BirdMolt-Post
berisi multivitamin dan mineral yang membantu pembentukan metionin dan sistin
yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan bulu.
Penyakit pada Burung yang lain antara lain :
Penyakit Parkit
Clinic Burung - Penyakit merupakan hal yang wajar
dalam peternakan, baik itu disebabkan oleh virus atau bakteri. Skala penyakit
ini bermacam-macam dari yang menyebabkan kerugian/kematian kecil atau besar.
Penyakit seringkali menyerang burung parkit yang relative muda karena kekebalan
burung ini belum sempurna. Penyakit pada burung parkit ini sering membuat
peternak frustasi dan akhirnya gulung tikar.
Akan
tetapi berbagai penyakit buring parkit ini dapat di cegah atau di minimalisir
dampaknya terhadap ternak kita. Dengan menjaga kebersihan kandang dan pola
makan burung parkit. Berikut kami sampaikan berbagai macam penyakit yang
menyerang burung parkit :
A. Psittacose
Di
Negara-negara eropa seperti : Perancis, Belanda, Inggris, Jerman, Belanda
sering menyebutnya dengan istilah “Penyakit Burung Betet”. Memang sesuai
namanya karena penyakit burung betet ini atau psittacose seakan-akan hanya
menyerang burung betet atau burung paruh bengkok saja. Menjelang perang dunia
kedua Negara-negara tersebut pernah dilanda penyakit ini dan hamper memusnahkan
burung peliharaan dari berbagai keluarga paruh bengkok.
Penyakit
ini disebabkan oleh viris yang dapat pula menyerang unggas. Ddalam tubuh burung
virus ini dapat hidup sehingga bagi yang dihinggapi, tidak menunjukkan gejala
penyakit akan tetapi tubuhnya lama kelamaan semakin kurus karena kurang nafsu
makan dan akhirnya burung itu akan mati.
B. Diarrhae
atau gangguan Usus
Penyakit
ini sangat popular bagi peternak parkit, kalau petrnak telaten membersihkan
kandang penyakit ini tidak banyak menimbulkan kerugian. Tanda-tanda penyakit
ini adalah gerakan burung lamban, bertengger dengan badan mengkerut, Buku
berdiri, mata sayu serta dubur penuh kotoran (mencret).
C. Pilek
Penyakit
ini sama popular dengan penyakit mencret, apabila peternak kurang cepat
menanganinya akan cepat sekali menular dan banyak membawa kematian.
Tanda-tandanya adalah hidung berlendir, gerakannya lamban, nafsu makan kurang,
bulu berdiri, biasanya kepala disembunyikan diobawah pangkal sayap.
D. Rabun
Rabun
adalah penyakit gangguan mata yang menyebabkan berkurang patau rusaknya
penglihatan burung parkit. Tanda-tandanya adalah burung murung, apabila terbang
sering nabrak, nafsu makan berkurang.
E. Bubul
Penyakit
ini disebabkan oleh binatang-binatang kecil yang ada di dalam sangkar yang
membentuk sarang berupa timbunan kapur dalam tubuh burung. Tanda-tanda penyakit
ini adalah : pada tungkai, jari kaki, paruh, hidung dan sekitar mulut dipenuhi
kapur yang membengkak. Penyakit ini disebabkan karena kandang kotor dan jarang
dibersihkan.
F. Kaki
Membuka
Penyakit
kaki membuka adalah penyakit cacat kaki yang diderita sejak anak-anak burung
masih dalam dekapan induknya. Tanda-tandanya : kaki membuka kesamping kanan
atau kiri, burung tidak dapat berdiri normal.
G. Degeneratie
Sebenarnya
ini buka merupakan penyakit akantetapi merupakan bawaan dari lahir. Misal jari
kaki mengepal tidak dapat dibuka, tungkai bengkok, paruh bawah terlalu panjang,
sayap tidak imbang, kaki terbuka. Hal itu disebabkan perkawinan sedarah
menyebabkan keturunannya menjadi inteel atau degeneratie.
H. Vertigo
Penyakit
ini lebih popular dikenal dengan penyakit ayan atau penyakit saraf, mengingat
sarafnya yang terganggu. Ntanda-tandanya adalah kepala berputar-putar.
I. Meranggas
Meranggas
atau rontok bulu merupakan hal yang wajar terjadi disetiap jenis unggas hal itu
terjadi karena umur atau pengaruh musikan oleh penyakit, tanda-tandanya adalah
rontok bulu yang berkepanjangan. Walaupun tidak menimbulkan dampak yang besar
tapi penyakit ini juga mengganggu peternak parkit.
Berikut
merupakan macam-macam penyakit parkit, untuk penangananya insyaalllah akan saya
tulis di artikel selanjutnya.
PENUTUP
Clinic Burung - Penyakit merupakan hal yang wajar
dalam peternakan, baik itu disebabkan oleh virus atau bakteri. Skala penyakit
ini bermacam-macam dari yang menyebabkan kerugian/kematian kecil atau besar.
Penyakit seringkali menyerang burung parkit yang relative muda karena kekebalan
burung ini belum sempurna. Penyakit pada burung parkit ini sering membuat
peternak frustasi dan akhirnya gulung tikar.
Akan
tetapi berbagai penyakit buring parkit ini dapat di cegah atau di minimalisir
dampaknya terhadap ternak kita. Dengan menjaga kebersihan kandang dan pola
makan burung parkit. Berikut kami sampaikan berbagai macam penyakit yang
menyerang burung parkit :
A. Psittacose
Di
Negara-negara eropa seperti : Perancis, Belanda, Inggris, Jerman, Belanda
sering menyebutnya dengan istilah “Penyakit Burung Betet”. Memang sesuai
namanya karena penyakit burung betet ini atau psittacose seakan-akan hanya
menyerang burung betet atau burung paruh bengkok saja. Menjelang perang dunia
kedua Negara-negara tersebut pernah dilanda penyakit ini dan hamper memusnahkan
burung peliharaan dari berbagai keluarga paruh bengkok.
Penyakit
ini disebabkan oleh viris yang dapat pula menyerang unggas. Ddalam tubuh burung
virus ini dapat hidup sehingga bagi yang dihinggapi, tidak menunjukkan gejala
penyakit akan tetapi tubuhnya lama kelamaan semakin kurus karena kurang nafsu
makan dan akhirnya burung itu akan mati.
B. Diarrhae
atau gangguan Usus
Penyakit
ini sangat popular bagi peternak parkit, kalau petrnak telaten membersihkan
kandang penyakit ini tidak banyak menimbulkan kerugian. Tanda-tanda penyakit
ini adalah gerakan burung lamban, bertengger dengan badan mengkerut, Buku
berdiri, mata sayu serta dubur penuh kotoran (mencret).
C. Pilek
Penyakit
ini sama popular dengan penyakit mencret, apabila peternak kurang cepat
menanganinya akan cepat sekali menular dan banyak membawa kematian.
Tanda-tandanya adalah hidung berlendir, gerakannya lamban, nafsu makan kurang,
bulu berdiri, biasanya kepala disembunyikan diobawah pangkal sayap.
D. Rabun
Rabun
adalah penyakit gangguan mata yang menyebabkan berkurang patau rusaknya
penglihatan burung parkit. Tanda-tandanya adalah burung murung, apabila terbang
sering nabrak, nafsu makan berkurang.
E. Bubul
Penyakit
ini disebabkan oleh binatang-binatang kecil yang ada di dalam sangkar yang
membentuk sarang berupa timbunan kapur dalam tubuh burung. Tanda-tanda penyakit
ini adalah : pada tungkai, jari kaki, paruh, hidung dan sekitar mulut dipenuhi
kapur yang membengkak. Penyakit ini disebabkan karena kandang kotor dan jarang
dibersihkan.
F. Kaki
Membuka
Penyakit
kaki membuka adalah penyakit cacat kaki yang diderita sejak anak-anak burung
masih dalam dekapan induknya. Tanda-tandanya : kaki membuka kesamping kanan
atau kiri, burung tidak dapat berdiri normal.
G. Degeneratie
Sebenarnya
ini buka merupakan penyakit akantetapi merupakan bawaan dari lahir. Misal jari
kaki mengepal tidak dapat dibuka, tungkai bengkok, paruh bawah terlalu panjang,
sayap tidak imbang, kaki terbuka. Hal itu disebabkan perkawinan sedarah
menyebabkan keturunannya menjadi inteel atau degeneratie.
H. Vertigo
Penyakit
ini lebih popular dikenal dengan penyakit ayan atau penyakit saraf, mengingat
sarafnya yang terganggu. Ntanda-tandanya adalah kepala berputar-putar.
I. Meranggas
Meranggas
atau rontok bulu merupakan hal yang wajar terjadi disetiap jenis unggas hal itu
terjadi karena umur atau pengaruh musikan oleh penyakit, tanda-tandanya adalah
rontok bulu yang berkepanjangan. Walaupun tidak menimbulkan dampak yang besar
tapi penyakit ini juga mengganggu peternak parkit.
Berikut
merupakan macam-macam penyakit parkit, untuk penangananya insyaalllah akan saya
tulis di artikel selanjutnya.
PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar